Posts

Showing posts from March, 2008

Jawaban Bunga

Apa yang Kau tanya akan kujawab sepenuh hati, seperti menyunting yang paling mawar dari reranting duri. Sebagaimana cinta Kau senandungkan selalu musim semi, yang kudengar bagai dengung lebah di bibir melati. Seperti hendak singgah atau ingin pergi. Apa yang ingin Kau tanya telah di pasang sebagai papan peringatan di pintu pagar : Dilarang menginjak rumput! Karena aku tak ingin Kau kecewa pada hal-hal yang tak pernah kusebut. 2008

Youth Park Suatu Ketika

Tak ada yang melambai ke arahnya, hanya dedaunan terserak angin. Sedang yang ditunggu hanya pertemuan kecil, dua gelas capucino, dan sebuah buku puisi. "Ini karya mutakhir, ada gambar surealis yang seirama dengan isi puisi yang dia tulis," begitu penjelasan teman lama tentang buku yang dia bawa. "Sehabis ini, Anda mau ke mana?" teman kembali bertanya, karena dia juga harus pergi ke tempat kerja. Akhirnya dia menjawab; "Tak ada." Sebab di situ, dia seperti terjebak pada gambar surealis yang begitu ingin dia lukis, jauh sebelum dia menulis beberapa puisi dengan jenak. Dan memang seperti sebuah taman, ada masa pernah tumbuh begitu rindang sebelum menggugurkan dedaunan waktu. 2008

Potongan Pazel Mencari Tepi

: Dedy Tri Riyadi /1/ ini bukan cerita tentang bidadari yang teraniaya belukar nestapa tapi semata-mata sebuah cara menambal retak patahan jalan agar kakinya telanjang mudah melenggang /2/ di sebuah taman yang selalu malam matahari hanyalah dongeng sebelum mimpi dan kuning menjadi lambang kemenangan sebuah kata bernama: harapan /3/ lalu hati tergerus karena kata-kata menderas bagai arus serta beberapa yang terjun menghantam batu memercik desah musim yang sembunyikan rahasia waktu /4/ rumpun lamunmu semakin tinggi seperti diam-diam menusuk langit ketika biru segar adalah warna hari dan gurat awan menandai nyanyimu nan sepi www.negeriajaib.blogspot.com

Daydreaming

1/ Tidurmu, bidadari yang angkuh Walau tangga pelangi dan kabut musim datang, kau tak juga ke bumi. Pelataran danau demikian sepi. Suara tawa telah lama disamarkan oleh hujan. Pun dedaunan jati. Serpih lumutkerak di batuan padas jadi rintih kesunyian yang teramat puas di puncak meru yang kusangka membeku. Siapa yang menyibak segala misteri candi? 2/ Ada yang dininabobokan waktu, di antara harum lembab haru dan tangis yang sedu, tak bisa dibangkitkan oleh ciuman panjang di ujung pertemuan. Di mana aku merangkak di bawah reruntuhan diri. 3/ Tidurmu, bidadari yang angkuh sementara ada yang terjebak di rapuhnya labirin mimpi. Haruskah kususun ia seperti pazel tanpa tepi? 2008

Sepatu Rindu

Kumohon ikatlah tali sepatumu. Bergegaslah menuju pintu. Dan berlalu. Meninggalkanku. Karena aku tak pernah bisa ungkapkan rindu. Sedang kehilangan adalah kerinduan yang teramat nyata, dan tak perlu lagi kukatakan atau kautanyakan. Dengan diam, kudendangkan lagu seperti bunga waktu yang diam-diam layu. Menahan diriku di ruang rindu yang tercipta dari helai kelopak yang semakin lisut. Rinduku telah jadi sepatu di sepanjang perjalananmu. 2008

Night Landscape of Amusement Park

: Inggrid Serupa konstelasi yang ajaib, tubuhmu adalah lampu taman dan rinduku dedaunan kihujan Tapi entah bayang siapa selalu kita idamkan mengendap-endap di keremangan hati, yang dengan sengaja, tak pernah rapat dikancingkan Lalu aku mengira angin yang berhembus adalah dia yang di tangan kanannya terhunus sebilah pedang dan berkata, "Aku tak datang membawa damai bagimu, Kasih." Di sini, seperti juga di Getsemani, selalu ada sepi. Sepi yang kuyakini lahir dari pendar tubuhmu ketika menyentuh dedaunan rinduku, dan meluruhkannya sebagian agar kurasakan bahagia, seperti kau ketika disebut namamu dengan kata : Sayang. 2008

Bunga Ilalang

Apakah kau selalu melambaikan harapan pada tubuh siang yang teramat nyalang bagi keteduhan bayang-bayang akasia? Sekawanan domba telah pergi melintasi seutas garis sepi yang kau bangun sebagai cakrawala Tinggal kau sendiri, di antara tetapak api yang unggunkan jelaga kenangan di pematang hari Apakah kau selalu melambaikan harapan pada seorang gembala yang melamunkan kepergian ayah sejak pagi tiba? Lagu burung gereja di ranting-ranting akasia telah lama hilang di balik tudung pandan dan anak-anak rambutnya yang ditiup angin Dan tangannya menyentuh rindumu pada sebuah keniscayaan : ada yang benih di padang waktu 2008

Puisi Steven Kurniawan

Toko Sepatu, 2 : Dedy Tri Riyadi kita berangkat bersama memandang ke sana, puncak yang sederhana tanpa sepatu, bukan? dengan pensil saja dan kertas kecil bekas tagihan tak disangka setelah sekian lama engkau sudah di sana kita memang butuh sepatu supaya tidur tidak terganggu, teriakmu lebih baik punya toko sepatu! bisa tidur di mana kau mau tanpa malu-malu 28 Februari 2008

Aku Kehilangan Aku yang Kehilanganmu

Aku kehilangan aku yang kehilanganmu. Aku, yang ketika ketika kau tak lagi di sini, selalu sempoyongan dihajar rindu. Juga aku yang menjalani hari-hari penuh gelisah dengan mata basah, antara lelah dan pasrah, selalu mencari pandangmu padaku. Sekarang, aku telah jadi pencari sepi. Meski hanya benih-benih sepi yang kutumbuh- kan di ladang dada sendiri, bukan sepi yang diam-diam telah menumbuh-luaskan kebun dan ruang sunyi di sekitarku sejak kau tak lagi di sini. 2008