Posts

Showing posts from May, 2008

Mencari Asal Gelisah, Meliarkan Amsal Gairah

Kau tahu, aku selalu terjebak mencari tahu di sisi mana akan kutemukan arti sempurna sebelum segalanya melebur, semacam langkah pulang yang tak juga menjelang. Membelai. Membelai ia. Gerak melentik, gerak menukik, seperti jemari penari di sisi pinggang, akan dilengkungnya satu lingkaran maya sebelum dilempar sampur menjauh dari tubuh, seperti pada sajak ini. Ada gelisah tak bermuasal meliarkan gairah, melukarkan gundah pada bermacam amsal, pada beragam misal. Dan kau pun tahu, gerak itulah yang menuntunku kepadamu. 2008

Sastra Rabuan # 2

Image
SASTRA REBOAN #2 Menampilkan : Aulya Yasa (kemudian.com), Dyas (BungaMatahari), Bung Kelinci & Teater Pintu 310, Cut Desi, EIFFEL Band, Febby Indirani, drh. Suli Teruli Sitepu, Mustafa Ismail, Fretty Aulia, Maya Pramana, Anak Angin, Rini Fardhiah, RICH Band, The Jorgy, Waraney H. Rawung (BungaMatahari), Rulan Cs, Johannes “blue4gie” Sugianto, Dedy Tri Riyadi. Warung Apresiasi Seni, Bulungan RABU, 28 MEI 2008 PUKUL 19.00 - SELESAI

Seorang Larkin di Hari Minggu

: T & H Minggu ini, Tuan Larkin. Aku ingat sepenggal puisimu tentang pesta perkawinan seorang teman. Kau coba mengingat dengan sungguh; "Siapakah Whitman yang menikah itu?" Sedang aku di sini masih belajar mengucap kata cinta dengan sepenuh. Di luar kita, alam begitu patuh seimbangkan gerak dedaun dan angin yang berhembus santun; semilirkan janji suci, hingga kita, pada gilirannya, rasakan ada tiga misteri abadi berjalan lingkupi diri. Ah, Tuan Larkin. Satu pertanyaan saja dariku sebelum kau pergi ; "Bagaimana dulu kau begitu yakin, bahwa sepanjang trotoar kota begitu banyak tanda cinta terpasang?" 2008

Sebuah Komposisi Rock untuk Billy

1/ Masihkah kau berebut tidur pada kusam tilam malam dan berbagi sepotong bulan untuk kau timang dalam mimpimu? Masihkah langkahmu seperti Lady Godiva mengendap-endap dalam kesepian kota, lalu pulang bawa sisa-sisa luka tak reda? Kota ini tak lagi punya arti tanpa mimpi. Jadi, tegak berjalanlah dalam mimpi panjangmu, Billy. Sampai kautemukan Tom si pencuri pandang pada sekujur tubuh telanjang puisi ini; dan melahapnya kata demi kata, seperti malam guncangkan bulan, dahan, dedaunan, bahkan lorong-lorong kota yang termangu sendirian. 2/ Bangunlah kotamu sendiri, Billy. Kota segala mimpi. Di mana bulan memilih jatuh ke dasar telaga, dan pemuda seusiamu menangisi kematiannya sendiri. Sementara biarkan gadis-gadis itu sibuk merajut gaun musim semi, memilih sepatu tak bertali, dan memasak aneka roti. Siapkan pesta tidur paling indah sepanjang hidup ini. Sebab kota ini harus dilanda sepi. Dibawa mimpi. 3/ Hingga pada akhirnya, akan kaudengar hingar komposisi lagu rock. Menghentak. Meledak. Me

Anak Gelombang

Tidurlah kau, anak gelombang jangan biarkan perahu terguncang dan aku, nelayan tua pulang tanpa ikan dalam jala Tenanglah kau, anak gelombang rasakan berisik pelepah kelapa dan dengung lampu mercusuar tua di antara layar dan tiang kapal Meleburlah kau, anak gelombang pada belia waktu subuh, senyata tubuh pantai kausentuh, sepanjang bentang tanganmu 2008

Barangkali Bila

Barangkali bila kau menangis, ada beban yang turut terguncang dan jatuh seiring air mata itu Seperti helai daun yang tercabut dan luruh menjauh dari tangkai-tangkai yang menggenggamnya saat badai Barangkali bila kau berteriak, ada yang merasa terpanggil atau tiba-tiba ingat jalan pulang Seperti tangan yang buru-buru menggenggam ujung tangkai payung lalu berjalan terhuyung menahan angin yang semakin kencang 2008