Posts

Showing posts from September, 2009

Sharon Weimer

Sharon Weimer adalah salah seorang dari 50 penyair terbaik di situs www.poetrysoup.com . Dia berasal dari Amerika Serikat. Pada kontes puisi di situs tersebut terdahulu, puisinya yang berjudul "The Weight of Nothing" mendapatkan posisi pertama. Saya tidak akan me- nerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, tetapi biarlah pembaca blog ini bisa merasakan sendiri emosi yang ada dalam puisi ini dalam bahasa aslinya. Sharon Weimer The Weight of Nothing the looming vastness of distance (strong and aching) between the me I am struggling to remember and the you (omniscient in theory) …your own collide with slivers of wood paint thinner, and a barrage of gun-like tools this fills me up to the whiskey on your breath the smell of God’s burden of gifts a tonic I inhale in wafts of your sighs praying for thirty seconds of understanding relief when you purposely forget without purpose the love we made moment you might as well watch me drift away in an eerie speed of light I am gone (regretf

Percobaan Kedua

Setelah "Berbahagialah Hagai" saya coba terjemahkan dalam bahasa Inggris dan saya sertakan dalam kontes puisi empat bulanan di www.poetrysoup.com , sekarang saya mencoba menerjemahkan "Bibirku Cawan Anggurmu" untuk saya sertakan dalam sebuah kontes bebas puisi berbahasa Inggris. My Lips is Your Wine Grail because you are so sweet. too sweet. more than all of words I’ve said, more than all of tastes I’ve tasted. like you’ve been harvested from the finest farm, along the side of fertile river, and stocked until your golden age. your color is interesting red. who can resist to the shining sight? which very glow on the lips of the grail, bright and warm so obviously seen. therefore my lips as a very thirsty thirst. a joy that need to be fulfilled! I am the faith. waiting to the all being poured, throw away, and all continues deed, until the last drop to carouse. but ones will remember it from the latest late, an existing tinny mindful between all of madness, that’s a jo

Bibirku Cawan Anggurmu

karena kau begitu manis. teramat manis. lebih dari kata yang kuucap, lebih dari rasa yang kucecap. seakan kau dipetik dari ladang terbaik, di tepian sungai yang subur, lalu diperam hingga benar-benar cukup umur. ronamu merah memikat. siapa yang tahan pada kilau berkilat itu? yang teramat cerlang di bibir gelas, terang dan hangat tergambar begitu jelas. bibirku adalah kehausan yang sungguh, kegembiraan yang menghendaki penuh. akulah kesetiaan, menunggu segalanya tertuang, terbuang, dan terulang. hingga habis sesap manis, tapi ada yang akan mengingatnya dari sisa-sisa malam, sisa-sisa kemabukan, sisa-sisa kegembiraan. meski saat itu kau, anggurku, telah lepas dari cawan bibirku. gawal dari takdirku. Jakarta, 30 Agustus 2009