Posts

Showing posts from February, 2011

Pantai Juntinyuat di Awal Maret

1. Di pantaimu, yang tak terkabarkan oleh alun hanyalah tangis kerinduan dari negeri tandus. Walau tak ada rimbun bakau dan kepak elang, kanak-kanak itu tak pernah risau, Sayang. Di halaman madrasah, mereka bergembira seperti sekelompok domba yang berkeliaran di antara gazebo rumah makan ikan bakar. Mereka tak tahu kau menangis, Sayang karena hujan kerap singgah di sini. Membawa butiran-butiran pasir lekat pada tikar-tikar pandan. 2. Di pantaimu, yang tak tergambarkan oleh layar perahu adalah senyum yang ranum itu. Senyum semanis buah mangga yang sesekali dikecewakan cuaca. Hujan yang jarang datang, dan panas bertukar cemas di dalam kamar seperti tangis yang disembunyikan ayah dalam alun tarling dan sebentuk kerling biduanita berparas bocah, bersuara serak-basah. Selembar surat dari yayasan tenaga kerja yang mengirim ibu, datang membawa kabar kelabu: majikan itu lebih kejam dari sosok ibu tiri. 3. Pantai Juntinyuat di awal Maret tengah dicekam mendung, dan aku seperti anak kandung yang

Misa

Tubuhku altar tanpa lilin. Serangkai bunga sedap malam dalam bejana hijau tua. Kau memuji dan memimpin berdoa. Terkenang setetes embun di tengah ladang saat bunga-bunga itu dipetik dan diangkut dalam ember-ember hitam kusam. Sampailah kita di sini saling bersimpuh. Menghitung segala sesuatu yang luruh. Yang tertinggal jauh. Yang tak sanggup lagi kita rengkuh. Daun-daun atau dosa yang menahun atau harapan yang kita bangun. 2011

Untuk Sang Api

Yang tak sanggup kaubakar adalah tangisan. Mereka yang diam-diam merelakan setiap peristiwa seperti hujan. Jatuh dan diserap tanah. Atau paling tidak masuk selokan dan pulang ke tubuh lautan. Yang berdegup menyaksikanmu membara adalah aku. Yang tak mampu menjadi lilin : mengorbankan diri untuk kebahagiaan, atau tak juga jadi setanggi: diam-diam mengabu agar doamu lurus dan jauh. Kuharapkan saja angin. Dia yang mampu membuatmu meliuk, membuatku takluk dan mulai mengantuk. Mengirim kau & aku ke sebuah dunia tanpa bentuk. 2011

Karnivora

Berbahagialah Engkau yang lapar karena dagingku adalah benar-benar makanan. Berbahagialah Engkau yang haus karena darahku adalah benar-benar minuman. Setelah kau remukkan dagingku dan kau reguk darahku, aku dan kamu satu. 2011