Posts

Showing posts from February, 2012

Sesuatu Seperti Hujan

Semua berjalan tak lancar seperti hujan itu. Ada mendung dan angin yang diam, mendahului atau sebentuk punggung gunung membuatnya tertahan, agar turunlah ia sebagai hujan, sesuatu yang selalu kau kira sebagai kesedihan. Padahal, bisa jadi, ia hanya lelaki yang tengah merindu rumah, atau seorang perempuan sedang tenggelam dalam kenangan, akan seseorang yang mirip dengan lelaki petualang itu. Atau, ini suatu kejadian yang begitu basah, seperti sesuatu yang tiba-tiba mengingatkan pada sosok ayah yang ramah, juga ibu yang kerap membelai helai-helai rambutmu sebelum kau tidur. Ah, rasanya semua berjalan tak pernah sempurna, bukan? Sama seperti hujan yang tak ada di dalam agenda rencana, dan tiba-tiba mengguyurku, begitu aku mendarat di bandara kotamu. 2012

Seni Mendengarkan #3

Mendengarkanmu menyanyi, ada seribu burung dan kupukupu terbang tinggi ke wajah alam raya. Dan pintu surga seolah baru saja dibuka, seratus mungkin seribu malaikat turun ke mayapada. Sibuk sekali langit menghitung yang melayang, sementara awan seolah dipiatukan oleh waktu. Pepohonan dan gunung hanyalah butir-butir batu, digerus oleh bulir-bulir nada yang kaulantunkan itu. Lalu ketika aku bertanya pada diriku: Siapakah aku? Tak ada yang menimpalinya walau hanya sekadar meminta ulang pertanyaan itu dengan bertanya: Apa? Sungguh tak ada yang mendengarkan aku selain kata-kata yang kutulis untuk menggambarkan betapa kosong dan tragis nasib seorang pendengar ketika seseorang bernyanyi merdu Semuanya, berlaku seperti sekawanan ternak yang ketika matahari hendak terbenam, beriring pulang, dan di tengah perjalanan itu, yang dibayangkan adalah sesuatu yang sungguh tentram. Sungguh tentram. 2012

Seni Mendengarkan #2

Beginilah aku jika kau mengaduh: berusaha tenang seperti sebuah sauh ketika ditenggelamkan ke perut laut, padahal ia tak bisa berenang, tak bisa mengambang. Dan seperti sauh, sesungguhnya aku tak pernah menjauh. Baik saat badai, maupun sewaktu di dermaga itu. Ada yang menyambung perasaanmu dan keputusanku: jenjang tangan nelayan dan panjang utas tambang. Mereka mengenalkan cara menarik dan mengulur, mengekalkan karat dan garam, agar kita semakin paham: laut itu hidup yang tak pernah redup dari gelombang. Meskipun aku bukan tiang layar dan kompas, ketika kau mengaduh, sekuat daya kubuat perahu itu tenang. 2012

Seni Mendengarkan #1

Mendengarkanmu mengeluh seperti menuruni bukit terjauh Lepas dari dekap kabut hutan dan lembab lembut dedaunan Lantas bertanya dalam diri: Apakah arti berlari? Selain mengejar sesuatu yang kelak jatuh Yang akan terlepas dari rengkuh Mendengarkanmu mengeluh seakan mempersiapkan upacara suci, di mana kita sendiri adalah korban, sekaligus api yang kelak mengabukannya Lalu ada doa dan puja-puji: kepada Tuhan Dia yang telah menjadikan waktu Dan kita yang seolah diperangkapNya Dan kita hanya bisa mengeluarkan sebentuk suara: yang bergema sendiri di dalam dada 2012

Biarkan Lotus Mengerti

Lotus adalah seekor anjing yang dimiliki oleh seorang gadis Thailand yang bermukim di Amerika. Karena sangat disayang oleh pemiliknya, Lotus mulai melakukan klaim teritori terhadap pemiliknya. Bukan hanya soal tempat tetapi juga kedekatan. Lotus tidak akan memperbolehkan orang lain duduk dan bersentuhan dengan pemiliknya. Apabila ada yang melakukannya Lotus akan menggigit orang itu! Apakah Lotus berarti protektif terhadap pemiliknya? Cesar Milano, The Dog Whisperer (Penakluk Anjing) mengatakan Lotus bukan bersifat protektif terhadap pemiliknya, tetapi Lotus merasa dirinya telah berkuasa atas apa yang terjadi di rumah itu. Hal ini karena selama ini Gadis Thailand pemilik Lotus selalu mengutamakan Lotus dan memberi perhatian yang berlebih, baik sebelum dia pergi maupun sewaktu dia kembali ke rumah. Yang disarankan oleh Cesar Milano adalah membuat Lotus mengerti bahwa hubungan yang dimilikinya dengan pemiliknya itu adalah hubungan yang tidak wajar. Seharusnya, Lotus adalah anjing dan semu