Posts

Showing posts from September, 2013

Memancing Tilapia

Jika kau tersipu, pangkal lidahmu biru. Menjebak langkahku dalam ragu Padahal awan mengurai hujan bersamaan, bukan satu demi satu Di sungai itu, di tangkai joran itu, hatiku menggelepar Mengira maut adalah gelombang yang menjalar berjela di pandanganmu. Maka kau menyelam, menembus hal-hal yang kelam. Melepas genggam tangan Aku membisu di tengah hujan yang makin mengaburkan kesedihan Di atas perahu, di luasan telaga ini, harus kutanggung semua yang berdebar. Semacam kabar perpisahan tanpa bunyi petir atau isyarat banjir ke kotamu. Pernah suatu waktu, Si Tua Berjanggut Putih Bersih itu mendayung, setelah melepas dua ekor burung, lalu berseru di atas gunung, "Banjir besar mulai surut!" Dan seluruh hewan menurut, mengembara ke segala sudut Tapi tertinggal lah kau, di pinggir danau, dengan dua keping uang logam di mulutmu yang hitam. Kau tak hendak berkelana, hanya ingin berjumpa denganku saja. Kau mungkin mengira aku ini Petrus Padahal suara y

Sajak Perjalanan

Aku memintas kebun anggur. Mengira yang bernas dan ranum berasal dari pokok yang berdaun subur. Tapi di carang-carang yang ranggas, bersusun-bergantungan bulir berair yang pantas untuk melepas dahagamu itu. Aku menyusur tepi sungai. Mengubur kenangan pada batu, sulur rumput, dan cericit murai. Tapi di riaknya yang debur, di arus memusar, berkumpul yang terhilang, yang datang dari tempat-tempat jauh: perjalananmu. Kau musafir. Dari seberang bukit, ke sajak-sajakku, kau mampir. Seperti pepatah tentang hidup dan minum air, ada yang kau bedah - yang seperti buah, yang seperti basah - yang timbul tenggelam dalam ingatan sepanjang perjalanan. Semacam kenangan yang selalu ditambahkan, semacam badan yang selalu dikenyangkan. 2013 

Membayangkan Kau Mandi Berendam

Kumohon jangan abaikan Archimedes, ketika kau berendam di bak mandi, sebab yang meluap hanya semacam kekecewaan pada hidup yang tertinggal di saku celana yang kau gantung itu. Jangan juga lupakan Marat, setiap kau bersabun sebab kematian tidak seperti daki yang melekat, setiap pori kulitmu seperti Daud yang berkata, "Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?" Hanya Calvin yang mencatat bahwa dingin dimulai dari 273 derajat, sementara air di bak mandi itu terasa hangat, teramat lekat pada tubuhmu. Seperti cinta yang diperkatakan pada setiap tetes air di atas kulitmu itu, doa yang mengalir tak henti akan keselamatanmu, sejak kita berpisah tadi. Sehingga kubayangkan kau tengah mandi berendam pada sebuah kamar hotel seusai perjalanan jauh itu. 2013