Batu Penjuru


Dia ditolak dari bangunannya.
Dipalingkan dari pengharapanmu.
Padahal dia tahu - kau hendak
membangun tempat yang layak.
Bahkan lebih dari sekadar layak.
Tanpa kau tahu
Tanpa tukang batu
dia bayangkan garis panjang,
bidang dan lengkungan,
pintu juga jendela,
dan sebuah taman.
Dia bangun rumahnya
dari impian.
Dari remah-remah
kesahmu semalaman.
Semacam perumpamaan
bagi sepi yang tak kunjung
kau taklukkan.
Yang selalu membuatmu
merasa sebagai petualang.
Dan selalu ingin pulang.
2016

Comments

Sepatu said…
Nice mas..keren tulisannya, agak berat + dalem maknanya. tapi enakbuat dibaca..

Sepatu Terbaru

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung