Youth Park Suatu Ketika

Tak ada yang melambai ke arahnya,
hanya dedaunan terserak angin.
Sedang yang ditunggu hanya
pertemuan kecil, dua gelas capucino,
dan sebuah buku puisi.

"Ini karya mutakhir, ada gambar surealis
yang seirama dengan isi puisi yang dia tulis,"
begitu penjelasan teman lama tentang buku
yang dia bawa.

"Sehabis ini, Anda mau ke mana?"
teman kembali bertanya, karena dia
juga harus pergi ke tempat kerja.
Akhirnya dia menjawab; "Tak ada."

Sebab di situ, dia seperti terjebak
pada gambar surealis yang begitu
ingin dia lukis, jauh sebelum dia
menulis beberapa puisi dengan jenak.

Dan memang seperti sebuah taman,
ada masa pernah tumbuh begitu rindang
sebelum menggugurkan dedaunan waktu.

2008

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung