Sedikit terbuka dia pada bagian dada hingga tak sedikit mata menaruh harap darinya agar segera dibebaskannya kata-kata dari mereka yang meniup-niup kepala, meletup-letupkan isi dada dan mencari makna cuaca yang tak tercatat oleh jam tua. Banyak yang ingin bersandar di pangkuannya, kembali menjadi anak-anak, kembali memahami setiap kabar dengan bijak agar ketika ada yang melaju, menuju akhir perjalanan, seakan ada yang harus dikekalkannya; rambut ikal yang urung diudar, juga hal-hal yang batal diujar, seperti sebuah sapaan. Sederhana saja. 2008
Dalam akhir pekan lalu, saya menonton dua buah film, yang pertama sebuah film berlatar imigran asal Korea yang berusaha mencari penghidupan yang layak di tanah impian Amerika berjudul Minari, dan film lainnya adalah sebuah film buatan Meksiko berjudul "Our Lady of San Juan, Four Centuries of Miracle" atau dalam bahasa aslinya "Virgen de San Juan, Cuatro Siglos de Miraclos." Kedua film itu mengetengahkan kemalangan, sebenarnya, disamping upaya manusia untuk meraih kebahagiaan. Minari mengisahkan kerja keras Jacob Yi yang memboyong keluarganya ke sebuah tanah pertanian yang dibeli dengan harga miring karena pemilik sebelumnya melakukan bunuh diri setelah mendapati betapa sulitnya bercocok tanam di lahannya. Jacob dengan rasa optimisnya merasa dengan logika berpikirnya bisa mengalahkan ketakutan untuk jatuh miskin dengan bercocok tanam meskipun ia harus berhutang pada bank demi mendapatkan modal bertani. Sedangkan film Our Lady of San Juan mengisahkan keyakinan keluarg...
39A adalah nomor kursi penerbangan Surabaya - Jakarta yang tertera di tiket saya. Tetapi rupanya, begitu saya sampai pada bagian ekor pesawat tersebut, kursi bernomor 39A itu sudah diduduki oleh orang lain. Tentu saja, saya bertanya kepada bapak yang menempati kursi itu apakah nomor kursi yang didudukinya benar-benar nomor kursi yang tertera pada tiketnya atau bukan. Bertahun lalu saya pernah mengalami kejadian yang sama yang entah kenapa bisa terjadi nomor kursi yang spesifik itu berada pada dua lembar tiket yang berbeda. Tetapi kali ini saya yakin bahwa kejadian semacam itu tak akan pernah terjadi lagi sehingga saya tetap ngotot bahwa nomor kursi 39A adalah jatah duduk saya pada penerbangan malam itu. Bapak yang menempati kursi tersebut tidak menjawab pertanyaan saya. Bahkan dua orang bapak-bapak lain menyarankan agar saya menghubungi pramugari untuk menyelesaikan "sengketa kursi" itu. Beberapa saat kemudian, setelah saya bergerak ke arah pramugari, bapak yang menempati kur...
Comments