Jerit Detroit



Sejak kau tak hadir, kota ini jadi fakir,
meminta kenangan kembali lahir dari
Cadillac Square sampai Eastern Market.

Jejas pada tanda batas kecepatan
tak mampu menahan gegas kepergianmu,
seperti jerit hanyalah marka dan tak bisa
gambarkan sakit sesungguhnya. 

Monumen tentara dan pelaut mendapat
bosan tanpa kepastian dari menunggu,
pada langit biru kelabu, pada hembus
napas padat dan berat sebuah avenue --

seperti seseorang bertanya memastikan;
Kaukah itu? Karena matanya telah rabun
jauh, karena malam terlanjur jatuh. Dan

karena Tuhan telah lama meninggalkan
kota ini, kau tanggalkan pesan berhati-hati
pada sebuah tanda peringatan di taman --

Jika kau masuk, tanggung sendiri risikonya!
Tapi kota ini telah piatu, sejak kau menutup
pintu darinya. Hanya bengkel oto dan deretan
gudang pusa meminta kenangan itu muntup.

2017

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung