Posts

Showing posts from July, 2018

Pergi Sendiri

Ke sebalik puisi Ke rimbun semak kata Ia pergi sendiri Tak dibawanya anjing yang selalu setia menunggu di pintu gua Tak dibawanya kapak satu-satunya senjata yang ia punya Ia benar-benar sendiri dalam arti tak bersama siapa-siapa tak membawa apa-apa Ke puncak Tursina? Tidak. Ke perut naga penjaga tirta? Tidak juga. Ke sebalik puisi Ke lebat rimba kata Ia berlatih memanah cahaya 2018

Entah Benda Apa Itu

Aku telah menyebutnya: Kesedihan. Segumpal beban di dalam dada, berulangkali kurenggut, ia makin menyusup. Meski sudah di tangan, tak bisa kulemparkan. Sekalinya terlempar, ia mendarat lagi di tengkuk dan di punggung, lalu masuk sekali lagi ke dalam dada. Aku ingin menyebutnya: Cinta. Selekat apapun ia, bisa lepas begitu saja dari saku celana. Meski kukepal tangan, kusuruk-surukkan, ia malah terlempar ke luar, lalu jatuh begitu saja di jalanan. Namun, saat kulupakan, ia datang kembali. Begitu berulangkali. Kau mudah menyebutnya sebagai: Kutukan. Benda tanpa wujud dan padaku ia dijatuhkan, dilekatkan. Yang membuatku seakan diletakkan sebagai obyek penderita dalam kalimat majemuk bertingkat yang menjemukan untuk dibicarakan. Dan karenanya, kau berusaha menghindari diri dari percakapan semacam ini. Seolah ingin aku temukan dirimu hanya pada satu kesempatan dalam waktu yang begitu sempit ini. Hidupku. 2018

Sejenak Berpaling

Sejenak berpaling dari dunia yang kian bising; Dunia yang dibangun dari trotoar oleh para pedagang. Dari kantor oleh para pialang. Dari gedung pemerintahan oleh para petualang. Dunia di mana pertapa menyepi untuk bisa tampil di televisi. Para seniman sibuk sendiri, tapi tak ada karya yang abadi. Sejenak. kuajak dirimu tinggal dalam diamku, di mana yang bersuara hanyalah rindu. 2018