Posts

Showing posts from December, 2009

update tentang novelku

Sungguh berbangga hati karena National Library of Australia telah mencatatkan novel "dan segalanya menghilang" pada katalognya. Recordnya bisa dilihat di http://catalogue.nla.gov.au/Record/4691605 Seorang pembaca juga telah mereviewnya di goodreads . Makin penasaran untuk membacanya? Untuk di Jakarta bisa didapatkan di Gramedia Matraman dan TM (Toga Mas?) Bookstore di Poins Square Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Mafela

Dia hendak mendekapmu. Dan kumohon biarkanlah begitu. Agar tak kudengar suara batuk karena masuk angin, atau bangkis yang mengejutkan kesepian ini. Dia mendekapmu lembut, bukan? Dan akan kubiarkan demikian. Walau tak bisa lagi kulihat urat-urat kebiruan di bawah dagumu, yang seakan menunjuk ke mana arah sisa cokelat hangat itu seusai pertemuan ini. Lalu angin seakan maklum pada salam perpisahan, dikibarkannya helai-helai benang itu sebentar. Semacam detik-detik perpanjangan waktu yang dihitung oleh langkahnya. Oleh cahaya senja. Oleh air mata. Lalu aku mulai takut akan kesendirian, bersama kibar benang mafela di dekat dadanya, di pangkal lehernya, kusertakan sesuatu yang gaib. Yang begitu karib. 2010

Di Ruang Tamu

seperti ikan dalam akuarium, berpalingkah ia pada cahaya di jendela? seperti gelembung sampai ke permukaan, bertahankah ia pada hembus angin itu? hanya pendar lampu neon di atas akuarium itu seakan jadi pertanda; di ruang tamu ini ada kehidupan lain yang lebih kecil dari perkiraanmu, tapi lebih besar dari segala resah yang bergulir. seperti secangkir teh hangat di hadapanmu, tersinggungkah ia akan senyum manisnya? seperti majalah wanita edisi bulan kemarin, menantikah ia pada tatap matamu? lalu percakapan tiba-tiba menyergap seluruh ruang; hingga di ruang tamu ini muncul mimpi yang tak kau bangun ketika tidur dan kau harus selalu terjaga agar tidak terseret masuk ke dalamnya. 2009

Peristiwa Desember

Airmataku sudah jadi petir yang menyambar ujung Desember hingga semua angka menghitam, dan tak bisa kubedakan Senin atau Minggu, hari Besar atau hari Libur Nasional. Api semakin besar. Di dalam dada. Di atas kepala. Oksigen adalah kesabaran yang semakin langka. Semua jadi ingin muntah. Sesak nafas dan pusing. Lalu, hari-hari adalah hujan. Semua jadi rindu matahari besar. Kita di sini terlelap dalam kedinginan, tenggelam bersama sepi dan jemu, semakin gusar oleh segala hal. Sementara, sajak-sajak semakin menggoda saja. Lebih dari sebuah nama hari, atau sebuah angka. Penaku bertambah betah. Seperti peluru kian berdesing! 2009