Posts

Showing posts from April, 2016

Naturaleza Muerta

Dia mendapati bekas jarimu pada pinggang vas bunga itu. Mencium bau ladang dan jejak panjang matahari yang menguning begitu penting pada lembar mahkota yang hampir gugur. Pada lipit taplak meja itu, dia menangkap gugup lenganmu, barangkali saat kau memasangnya dia yang kau tunggu telah mengetuk pintu. Dia mengerti, tak seharusnya kau letakkan pisau makan di meja itu, tapi dia maklum. Mungkin setelah mengoles margarin, kau mendengar telepon berdering, dan buru-buru kau pergi ke kebun, memotong bunga, meletakkan dalam vas, mengambil taplak buru-buru, dan menghias meja di ruang tamu itu sebelum kau dengar ketukan dan sebuah sapaan: sepada! 2016

Batu Penjuru

Dia ditolak dari bangunannya. Dipalingkan dari pengharapanmu. Padahal dia tahu - kau hendak membangun tempat yang layak. Bahkan lebih dari sekadar layak. Tanpa kau tahu Tanpa tukang batu dia bayangkan garis panjang, bidang dan lengkungan, pintu juga jendela, dan sebuah taman. Dia bangun rumahnya dari impian. Dari remah-remah kesahmu semalaman. Semacam perumpamaan bagi sepi yang tak kunjung kau taklukkan. Yang selalu membuatmu merasa sebagai petualang. Dan selalu ingin pulang. 2016

Iuxta Crucem

Tak kau temukan lagi sesal itu, hanya lubang bekas paku. Kelak hanya ragu ini, seperti biasa, menunjuk luka dengan tanya -- siapa aku? 2016