Naturaleza Muerta


Dia mendapati bekas jarimu pada pinggang
vas bunga itu. Mencium bau ladang dan jejak
panjang matahari yang menguning begitu penting
pada lembar mahkota yang hampir gugur.
Pada lipit taplak meja itu, dia menangkap gugup
lenganmu, barangkali saat kau memasangnya
dia yang kau tunggu telah mengetuk pintu.
Dia mengerti, tak seharusnya kau letakkan
pisau makan di meja itu, tapi dia maklum.
Mungkin setelah mengoles margarin, kau
mendengar telepon berdering, dan
buru-buru kau pergi ke kebun,
memotong bunga,
meletakkan dalam vas,
mengambil taplak buru-buru,
dan menghias meja di ruang tamu itu
sebelum kau dengar ketukan
dan sebuah sapaan: sepada!
2016

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun