Posts

Showing posts from August, 2007

Sajak Seenaknya Saja 1

Seenaknya dia masuk ke kamar memiringkan bingkai foto di dinding sambil berkelakar, "Hanya seperti inikah bentuk kenangan?" Padahal itu foto pernikahan; yang diramal kekal oleh waktu meski kini kacanya selalu diliput debu. "Aku ingat sebuah judul lagu: Suci Dalam Debu. Seperti itukah cintamu?" Ya ampun! Dia semakin bertingkah. Tapi akan kuingat tawa itu. Tawa yang paling renyah ketika menyoal cinta. Biasanya, penyair penuh ungkapan pahit getir ketika bicara cinta. Sebab itu yang utama! Tapi katanya, "Aku lapar. Bisakah kita mencari makan ke luar?" 2007

Belajar Membaca Senja

Mendadak senja menenteng sajadah, kopiah dan juz'amma. "Pergi ke musala," katanya riang seakan malam tak akan pernah menjelang. Ini senja terlama yang kukenang, seperti baru belajar membaca: alif, ba, ta, tsa. Akulah lidi yang kauketuk-ketuk di antara kata. Eh, ada yang berkata, "Malam adalah cara membaca lewat dengung lampu, menyamarkan cahaya dengan cahaya, dan melafazkan bacaan dalam satu tarikan nafas." Aku terengah-engah sesudahnya. Demikianlah aku belajar membaca senja: meniadakan malam dalam pikiran, berharap aku terkantuk saat mendengar suara beduk, atau malah kembali berwudu setelah kentut yang malu-malu. 2007

Siang di Jendela

Siang mencatat nama di pahaku, juga nomer telepon, dan sebuah muram. Padahal ada bayangan hadir pada tumit sepatu, sebuah pesan dari jendela buram; "Telepon aku pukul satu!"

Hehari

Saya menerjemahkan kembali sajak dari Philip Larkin. Judul aslinya "Days". Days What are days for? Days are where we live. They come, they wake us Time and time over. They are to be happy in: Where can we live but days? Ah, solving that question Brings the priest and the doctor In their long coats Running over the fields. Saya iseng membuat kata juga. Hehari adalah singkatan saya untuk kata jamak hari-hari. Dalam bahasa Jawa dan Sunda saya mengenal bentuk jamak yang disingkat. Kenapa tidak dicoba di dalam bahasa Indonesia? Maka perkenalkanlah dengan kata-kata : "hehari", "wewaktu", dan "jejaket" pada terjemahan saya itu. Sajak ini menurut pendapat seseorang adalah sajak yang ditulis Larkin menjelang ajal karena kanker di saluran pernafasannya. Padahal memang Larkin memang banyak menuliskan sajak tentang kematian, termasuk masterpiece-nya berjudul "Aubade". Tapi boleh jadi memang ini sajak yang paling simpel mengut

Santai

YANG menghijau di sudut tatap, berdesau di langit menjadi kertap sayap. Sesuatu yang ingin kaupingit. "Jangan pernah keluar dari kamarku!" Jendela bukanlah batas maya. Sudah sejak lama, segala tunas kupendam di kamar ini. Nanti, sulur dan tangkai yang kurangkai sampai juga ke halamanmu. "Kamu masih santai, bukan?" 2007

Kawanku Setiyo

DIA menyemai tunas jambu di lantai kereta. Sesuatu yang diharap akan disebar seperti bunga di pematang dampar. Sebelum melangkah pulang, pada rumah di mana batang pisang tumbang. Saat hujan membayang di jendela gerbong, terperangkap sebuah tatapan kosong. 2007

Kepada Tangkai

untuk M.A SEHELAI sirih di beranda mematut lidah, merupa gundah. Kepada tangkai, dikenangnya seorang raja. Memerah. Disangkakan darah. Amboi, ada yang meludah tuah! 2007

Kepada Senja di Mata Chairil

1/ Aku ingin angslup di matamu, di mana senja menyurup di tembok-tembok gudang tua di tepi pelabuhan itu. Dan betapa kelepak elang, betapa tegak tiang kapal, berderu di rambut yang ikal. 2/ Senja itu, beribu tahun lalu adalah senja yang dihuni sepasang manusia awal : Adam dan Hawa Yang selalu menyebut wangi surga sambil saling meraba dada : "Mengapa nama itu yang kauseru?" 2007

Ke Laut Juga Sebatang Sungai itu Menyatu

1/ ARUS sungai menggeliat, mengeruh. Kesadaran adalah percik di batu oleh sehelai daun bambu terhempas dari tangkai, jatuh. Dan seperti ibu meniup lututku saat luka, bibir waktu mengatup, desaukan angin : ini nyanyi rindu Menerabas paras padas, mengikis lembut tubuh bebatu "Ke hulu. Ke hulu," bunyinya bertalu. 2/ Ke laut juga sebatang sungai itu menyatu; menyembunyikan diri, meniadakan badan. 3/ Tiba-tiba sebuah rakit, hidup yang sakit, saling berkait : peristiwa dan waktu "Siapa yang terjebak di pusaran itu?" Tapi kita saling asing, aku masih menulis sepenuh harap seperti sajak yang terperangkap 2007

Hijrah

Daun-daun hutam berdebam luruh di muka tanah kusam Yang menyesap susu hujan lungkrah pada basah muram Kau yang mati bangkit : untuk tidur lagi Setidaknya masih ada yang akan kugenggam : sebuah mimpi tentang berkas cahaya yang berpindah dari tubuh matahari agar badan ini menghijaubasah. 2007

Terompet Liburan

Dengarlah suara itu! Itulah bunyi terompet yang ditiup malaikat untuk ketiga kalinya! Tanda kehidupan baru sudah dimulai, sekaligus awal liburan panjang. Ah, kau sudah tahu, bukan? Aku merindumu layaknya hari libur. Di mana tubuh ini kukubur dalam alunan ombak berdebur. Lalu kulitmu memerah dan kecoklatan. Kelat kenangan penuh keriangan! “Ya. Ya. Aku akan mengabadikanmu.” Selembar foto saja, akan kubingkai dengan pasir pantai, bintang laut, dan kulit kerang. Oh, itu cangkang nautilus! Daripadanya, kaurangkum debur ombak dalam telingamu. Ya. Telingamu. Telinga yang kerap kubisikkan sajak tentang dia : pembuat terompet rahasia yang tak pernah ingin kaudengar suaranya. 2007

Semangkuk Sup dalam Denting Ray Charles

1/ "Aku tak sendiri," katamu waktu pertama kali kita bertemu. Dalam semangkuk sup, kau tunjuki ; putih makaroni, jingga wortel, hijau kucai, dan wangi seledri. "Ya. Kau tak lagi sepi," aku setuju. Dia adalah pelangi, yang kutemui dalam biru hari. 2/ Tiba-tiba saja, aku ingat tentang malam tanpa bintang dan berhujan dalam lagu cinta penyanyi buta. Seharusnya dalam chorus, seperti saat ini : Kita menjadi satu. Sebagaimana semangkuk sup; kaureguk hangatnya dan kusenandungkan sebuah rasa. 2007

Puisi Hari Ini

Hari ini tak ada siapa-siapa Matahari terbakar sepi Langit gung liwang liwung lowong Kota-kota dikurung beton Jalanan memacetkan diri Hari ini tak ada apa-apa Aku tak lagi berpuisi dan engkau tak sedang mandi Baju dan celana memadupadankan badan Buku dan pena saling mencatatkan nama Namun, hari ini tak bisa bersandiwara Di sebelah sana, seorang ibu meninabobokan tangis yang setengah tertidur 2007

Kepada Cermin

Kilau matahari mengajarkanmu mengenal wajahku, dan aku, semakin khusyuk memandang hatiku 2007

Kepada Anak

Kuteduhkan riak kepada gelombang yang mengirim percik di batuan karang Agar tak lagi kudengar kecipak camar menari di atas gelepar sirip-sirip ikan, sebelum terlukis; matahari menua di kepala Amboi, masa kanak berlalu, seperti kapalperompak tahun 1871 layar hitam dengan lubang pada lambung dan laut tak menghanyutkannya Maka akan kutangkap sendiri debur yang terpecah di sela jemari; sebelum menepuki dada dan jatuh di bayangan senja. Menjadi sesal yang tergantung sebagai bubu kosong; hanya keringat nelayan tua setelah puas berkayuh pada hari menjala ini. 2007

Apsintus

1/ Kau tahu : sunyi hanyalah luka yang terdekap, mengendap, dan berubah jadi harap adalah apa yang kautatap pada cahaya bulan, dahan pinus, rincik embun, dan malam telanjang 2/ Jika harapan membintangterang jatuh di ujung lautan, akan kulayari misteri gelombang : kumpulan riak yang dihidu cuping bulan membiarkan tubuh ini basah sepenuh resah, hingga tak ada lagi gersang pada ceruk dan liang di balik celanadalam 3/ Sudahlah, tak ada guna lagi bersepatu jalan ini memang berdebu dan berbatu di sini, aku berakrab dengan aku Kau? adalah sunyi yang kemarin mendesau bagai laju angin mewaktu sebagaimana ingin 2007

Sebelum Tertambat di Ararat

Aku lah Nuh mengira surutnya bah Tanpa kata kubuka celana Membiarkan burung terbang mencapai awan Mengejar anganku yang tadi kulepas sendirian 2007

Di Kaki Bukit Sajak

Di kaki bukit sajak, bertunas kembang luka serupa mawar ; berduri tapi memikat hati dan dia yang di puncak, masih saja berduka sebelum datangnya kabar : tunas jadi pohon tinggi 2007

[IsengAsyik] Asterix dan Sejarah Bangsa Kita

Image
Munculnya komik Asterix dan Obelix ini didasarkan pada pengalaman pahit masa lalu (baca : sejarah) bangsa Perancis yang cenderung inferior dibandingkan dengan bangsa-bangsa tetangganya. Jerman (orang Goth, Barbarian, dan suku-suku Germania lain) punya sejarah yang "hebat", demikian juga dengan Inggris (Briton) yang pernah sukses menahan gempuran Viking. Dan yang paling memalukan bagi bangsa Perancis adalah tunduk dibawah kekuasaan Romawi, yang mana seluruh kaum Galia (Gaul) dijadikan budak oleh tentara-tentara Romawi. Adalah pertempuran di Alesia, yang dicatat sejarah Eropa sebagai strategi perang paling kompleks dari Julius Caesar dalam menghadapi kaum Galia, dipandang juga sebagai hal yang paling berhasil dalam sejarah keberanian kaum Galia. Perlu waktu sebulan bagi Caesar untuk menundukkan benteng Alesia dibawah pimpinan Vercingetorix (Raja Vercingeto, rix =raja). Berkali-kali pasukan Romawi dihantam dan mundur, meskipun kaum Galia dikepung berhari-hari. Siasat untuk melol

[IsengAsyik] Bermain-main dengan Kelamin

Ada indikasi yang sangat kuat bahwa imperialisme budaya dewasa ini sedang tumbuh dalam sastra Indonesia kontemporer, terutama melalui fiksi-fiksi seksual-liberal karya para penulis terkini yang sebagian berasal dari Komunitas Utan Kayu (KUK). Seks sebagai tema primer karya-karya mereka, terutama karya-karya Ayu Utami, adalah "panser ideologi" yang dipaksakan masuk untuk menumbuhkan imperialisme budaya itu. Mereka telah mendewakan nilai-nilai estetis sebagai sebuah pencapaian karya adiluhung, tanpa memperhitungkan nasionalisme dan moralitas generasi bangsa ini. Betapa tidak, kebebasan membicarakan seks (gerakan-gerakan seks) yang termaktub dalam karya-karya mereka hanya dimiliki oleh kebudayaan Barat. Sama sekali tidak mencerminkan kepribadian Indonesia. (" Sastra Indonesia dalam Skenario Imperialisme" oleh Mahdiduri, Penyair dan ketua KSI Banten - artikel ini dimuat pada rubrik Sastra Harian Republika 22 Juli 2007). Hemat saya, adalah pendapat yang keliru bahwa ke

Potret Seorang Pejalan Kaki

Ujung jaket baginya; peluk kuning hujan di sepanjang pucat badan (yang gigilnya tak sempat kucatat) Aih, ada juga topi coklat sukses sekali sebagai keparat di rambut yang mengkilat (kau tahu, hitamnya teramat muram) Sebelum lengkap wajahmu jadi lanskap, terserak bayang abuabu berbentuk harap; aku yang disergap gigil, "Adakah pertemuan tanpa hujan dan jendela, tanpa topi dan kepala, tanpa jaket dan celana, antara kau dan aku?" Di mana kau hitam, dan aku bayang-bayang. (Diinspirasi oleh lukisan Harjadi "Potret Diri")

Sebelum Badut Menuju Panggung

Di depan cermin, ditimangnya berjumput rambut palsu; merah, biru, hijau atau ungu? Dia ingin tampak lucu. Setidaknya, ditutupi rambut hitamnya yang mulai beruban karena banyaknya tagihan yang mesti segera diselesaikan. Aha! Jika rambut-rambut itu digabungkan, di kepalanya seperti tumbuh rambut pelangi hingga kanak-kanak itu akan bernyanyi dan dia pun bisa tersenyum kembali. Tunggu, lelucon apa yang pantas dibawakan ketika pertama kali bertemu kanak-kanak itu? Yang terpikir olehnya adalah satu cerita tentang senyum seorang bapak yang jarang senyum. Hingga ketika bapak itu tersenyum, si anak mengira ada sesuatu yang lucu pada dirinya sendiri; Seperti celana yang terpasang terbalik, atau di kakinya, terpasang sepatu yang kebesaran, hingga dia akan terjatuh bergulingan dan ibu akan berteriak panik. Oh, dia hampir saja lupa perutnya sudah mulai buncit, geraknya jika bergulingan akan sulit, tapi dia tidak ragu, kanak-kanak itu pasti akan mau jik

Seusai Disadarkan Angin yang Asing

Seusai disadarkan angin yang asing, daun - yang di bagian bawahnya menempel kepompong - semula menduga apakah warna sayap kupukupu itu nanti akan gelap kebiruan seperti buah-buah beri yang dipetik oleh seorang anak di kebun itu, ataukah ada corak seperti baju Ibu yang memanggil anak itu pulang? Namun, dia memilih untuk pasrah - seperti apa pun kupukupu itu - kelak akan menghantar serbuk sari pada kepala putik dalam setiap bunga yang mekar, agar anak itu kembali memetik buah-buah beri dan suara Ibu akan terdengar memanggil namanya. Ah, betapa ia merasa suara itu teramat syahdu, seperti angin menggoyangkan tubuhnya. 2007

[IsengAsyik] Rima dan Enjabemen versi Larkin

Belajar Berima dan Enjabemen dari Sajak-sajak Philip Larkin juga Kata-kata yang Menyerempet pada Seksualitas Pengaruh Sajak-sajak tradisional dalam sajak-sajak Philip Larkin sangat kuat. Seperti pernah disinggung dalam tulisan sebelumnya, Larkin pada awal kepenyairannya sangat dipengaruhi oleh W.B. Yeats, penyair Irlandia dan Thomas Hardy. Hal yang dipertahankan dalam sajak-sajak Larkin sesuai dengan pengertian sajak secara tradisional adalah rima/sanjak. Maka pada periode awal kepenyairannya, penerapan rima yang ketat pun tampak. Contohnya pada sajak “Mata-mata Baru Setiap Tahun” ( New Eyes Each Year ) New eyes each year Find old books here, And new books, too, Old eyes renew; So youth and age Like ink and page In this house join, Minting new coin. Saya coba menterjemahkannya sebagai berikut : Mata-mata baru setiap tahun Temukan buku-buku lama yang terhimpun, dan buku –buku baru, juga, dijadikan baru mata-mata lama; hingga masaremaja dan us