Posts

Showing posts from September, 2011

Pertanyaan-Pertanyaan di Suatu Pagi

Malam memunggung arah gunung. Embun yang jatuh, siapa tanggung? Daun hanya penadah, pelepah tergantung. Di sulur-sulur itu, apa yang kau rangkum? Perlahan mata dibukakan selubung, sanggupkah bila kau tak membendung? Pedih yang serupa titik air turun, rintih siapa terdengar menggaung? Malam tadi, telah jauh tertundung, kitakah itu dicampuh tajamnya murung? Di dahan, keciap anak-anak burung, dan kita tak pernah siap bila disilap tenung? 2011

Setelah Masuk Senja

Setelah masuk senja, angin melipat tangan di balik gerumbul, api menyalakan kuatir akan gelap, dan kota menidurkan sementara anak-anak mata yang rindu di bahu jalan. Seseorang berjalan, melambaikan tangan pada metromini, lalu bertakbir pada rumah-rumah yang jauh: kiranya tegakkanlah kembali wangi ubun-ubun kanak, dan senyum istri yang tadi terserak. Setelah masuk senja, tangan angin mempererat selimut, di ujung selang tangki gas 3 kg api memeluk seceret air, agar anak-anak mata bisa bermimpi tentang kehangatan kota, dan dia yang memandang kaca jendela metromini tidak lagi ragu pada perjalanan: ini hanya sekilas bayang yang belum sempat diringkas, dan disimpan oleh pagi tadi. 2011

Ketika Semuanya Sederhana

Angin menyeru pada gunung dan lembah, menyuruh termenung dan menyembah. Pepohonan runduk dan diam. Mabuk kalam. 2011

Kepada Piring

~ dari Mazmur 12 Sungguh sesal bibir dan lidah, tinggal sisa kuah asam manis dan amis itu. Tak terasa sudah segar buah, hanya ada hambar dan yang terlukar - kekal lapar. Engkau: denting mahapenting di saat teramat genting. Aku: sengkarut di ruang makan, terlanjur takut mendengar suara-suara dari dalam perut. Di atas meja, sepasang kita: seperti sendok dan garpu di kiri dan kanan - menunggu hal-hal yang sekian lama dipercakapkan, dicukup-sekiankan - dalam makan. 2011

Kepada Ranjang

~ dari Mazmur Pasal ke-4 Aku hendak tidur. Tidur yang panjang dan tenang. Yang ujung-ujungnya diikat kuat di ranjang, dan mimpi-mimpi jadi luas terbentang, bertabur bintang; bintang yang berpendar dan malam tetap memagarinya dengan kulitnya yang hitam. Agar pejam mata tetap nyala seperti doa orang bersyukur; yang mengulur kembang dan mencukur rambut tengkuk yang meremang, serta berbaju sutra lembut; Selembut tanganmu yang tenang menggamitku ke tempat jauh dan sepi dari suara dia yang tetap terjaga. 2011