Posts

Showing posts from October, 2009

Kuterka Bunga di Tanganmu

kubaca lagi isyarat bunga di jari-jarimu seperti mengurai jerat pemikat lebah madu meski cahaya hanya ungu, pandangku menyeligi kuntum mahkota, pucuk putik, dan benangsari sampai kujumpa sakar nektar di rahim ovari, dalam kenangan yang tak sudah sepanjang hari hingga kubaca lagi, dan lagi, getar jemarimu saat kautabur bunga-bunga itu atas nisanku. 2009

Kepada Penjual Bunga Tabur

Sampai aku dipertemukan denganmu, ada yang selalu ragu bahkan hanya untuk sekedar bertanya, "Berapa kuntum mawar yang pantas dalam satu kantung melati untuk kutebarkan di atas kuburku?" Dan ketika tanganmu menakar bunga, kubayangkan tangan maut mengapai-gapai di atas kepala, di dalam dada, hingga kukatakan padamu, " Tak perlu kenanga, atau cempaka. Cukup mawar dan melati saja." Aku - sebagaimana maut - melangkah tergegas. Ah, seperti juga engkau, bukan? Yang membuat kenangan bertunas, berkembang, dan akhirnya di musim seperti ini, berguguran dedaunannya. Sebentar lagi sampai ke pintu makam, di mana lengkung tangan maut telah selesai memagut, dan selepasnya akan kutemukan sejumlah nama yang sering disirami dan ditebari bunga-bunga kesedihan, kerinduan, dan kerelaan. Dan di sana, sebelum kutaburkan sekantung bunga ini, akan kuingat kembali tanganmu : tangan yang kerap membelai tepi waktu. 2009

Membacamu, Puisi

1/ ada yang tertabur serupa bunga di atas nisan, di sela isak tangis dan peluk tak bermakna lain kecuali "relakanlah, relakanlah, relakan..." lalu kau menulis ulang kisah yang tak pernah hadir di mimpimu sendiri. kisah yang selalu menjelmakan seorang kekasih, pencinta yang namanya tertulis pada epitaf dengan sebaris kata lainnya. 2/ aku adalah orang yang terakhir pulang dari pemakaman. berpayung hitam, dan merasakan begitu murung musim. betapa dingin kepak burung. sedang kau angin yang menderu. memanggil pulang ke rumah ibu. 3/ yang tak pernah terbaca olehku - dan mungkin terlewatkan juga olehmu - hanya rangkaian bunga yang mulai lepas satu per satu kelopaknya. seakan mereka yang tadi berkata; "relakanlah, relakanlah, relakan ..." 2009