Membacamu, Puisi
1/
ada yang tertabur serupa bunga di atas nisan,
di sela isak tangis dan peluk tak bermakna lain
kecuali "relakanlah, relakanlah, relakan..."
lalu kau menulis ulang kisah yang tak pernah
hadir di mimpimu sendiri. kisah yang selalu
menjelmakan seorang kekasih, pencinta yang
namanya tertulis pada epitaf
dengan sebaris kata lainnya.
2/
aku adalah orang yang terakhir pulang dari
pemakaman. berpayung hitam, dan merasakan
begitu murung musim. betapa dingin kepak burung.
sedang kau angin yang menderu.
memanggil pulang ke rumah ibu.
3/
yang tak pernah terbaca olehku - dan mungkin
terlewatkan juga olehmu - hanya rangkaian bunga
yang mulai lepas satu per satu kelopaknya.
seakan mereka yang tadi berkata;
"relakanlah, relakanlah, relakan ..."
2009
ada yang tertabur serupa bunga di atas nisan,
di sela isak tangis dan peluk tak bermakna lain
kecuali "relakanlah, relakanlah, relakan..."
lalu kau menulis ulang kisah yang tak pernah
hadir di mimpimu sendiri. kisah yang selalu
menjelmakan seorang kekasih, pencinta yang
namanya tertulis pada epitaf
dengan sebaris kata lainnya.
2/
aku adalah orang yang terakhir pulang dari
pemakaman. berpayung hitam, dan merasakan
begitu murung musim. betapa dingin kepak burung.
sedang kau angin yang menderu.
memanggil pulang ke rumah ibu.
3/
yang tak pernah terbaca olehku - dan mungkin
terlewatkan juga olehmu - hanya rangkaian bunga
yang mulai lepas satu per satu kelopaknya.
seakan mereka yang tadi berkata;
"relakanlah, relakanlah, relakan ..."
2009
Comments