Akhirnya, Aku Punya Kisah untuk Kuceritakan Kepadamu

Jika kau ibaratkan kesulitan dalam hidupmu seperti sekumpulan hyena yang datang menyerang saat kau sendirian, percayalah, hidup tidak semengerikan itu. Aku pernah melihat video tentang seekor singa muda yang gegabah mengembara lalu ia masuk ke dalam kawasan yang dihuni oleh segerombolan hyena. Singa, dalam keadaan itu, tetaplah seekor binatang yang ganas. Ia beberapa kali menyerang satu per satu hyena yang menyerbu dirinya. Para hyena itu tidak surut lantaran mereka tahu, singa itu hanya sendiri. Jika diserbu dari berbagai penjuru, ia akan kewalahan. Dan benar saja, singa muda itu mulai kelelahan dan beberapa ekor heyna sempat menggigit dirinya. Dalam keadaan terluka, singa muda itu semakin terdesak. Untunglah, dalam video yang aku lihat, datang seekor singa muda lainnya. Ia menolong singa muda yang terdesak itu dengan menggigit dan mencakar heyna-heyna yang tadi merasa sudah di atas angin. Melihat adanya bantuan, singa muda yang tadi terdesak pun mulai menunjukkan keberaniannya lagi untuk melawan dengan sekuat cakar dan taringnya untuk mengalahkan para heyna itu. Dan benar saja, beberapa saat setelah datangnya singa muda yang kedua, para hyena itu pun kabur.

Tetapi, bukan itu sebenarnya yang ingin aku ceritakan kepadamu yang telah menganggap hidup itu kejam dan tak berperasaan. Barangkali, kau memang tidak sedang membandingkan diri dengan singa muda yang gegabah menjelajah ke kawasan heyna, tapi kau justru tengah mematutkan diri seperti raja dari kawasan India yang tersesat ke sebuah gurun pasir. Mungkin ia terusir dari negerinya karena kalah perang dengan raja dari Arab atau Ottoman. Karena itu, kau merasa begitu lemah, begitu kecil, lalu menganggap hidup yang sebenarnya biasa-biasa saja, tampil begitu menakutkan bagi dirimu.
Katakanlah, meski jelas bukan perbandingan yang seratus persen benar, begitu yang tengah terjadi dalam hidupmu, ada baiknya kau mengingat kisah yang hendak kuceritakan kepadamu ini. Pernah suatu ketika, Andanbilis, setelah ia dikalahkan di medan perang oleh Wong Agung Jayengrono, Amir Hamzah itu, meminta diampuni nyawanya, juga nyawa saudara-saudaranya meskipun telah memusuhi dan memerangi Amir Hamzah. Dan tahukah kau, permintaan aneh di dalam peperangan seperti itu ternyata dikabulkan oleh Amir Hamzah. Andanbilis tidak dibunuh tapi hanya diikat dan ditahan di dalam tenda. Dan tidak hanya Andanbilis, tetapi juga Gajimanda, Mandagaji, Abgijibi, Laibi, Gajabilis, dan Mandanbilis, yang adalah adik-adik dari Andanbilis yang juga berperang bagi Nusirwan dalam menghadapi Menak dalam perang 7 hari berturut-turut.
Namun jangan menyangka bahwa aku menyarankan kepadamu untuk berdamai dan berserah dalam menjalani hidup yang menurutmu tidak sedang baik-baik saja. Tentu kau boleh melawan nasibmu dan memenangkan pertarungan dalam hidupmu itu. Bisa juga, seperti yang tengah aku lakukan dalam menghadapi masalah dalam keluargaku, kau datang ke seorang yang bisa menilai dan menyelami masalahmu. Katakanlah seorang psikolog atau malah mungkin pembaca kartu tarot. Paling tidak, coba dengarkan sudut pandang lain dari masalah hidupmu itu. Sebab, seringkali kebuntuan kita untuk keluar dari masalah itu terjadi karena pandangan kita terhadap masalah terlalu dipenuhi oleh kekhawatiran bahkan kecurigaan bahwa memang tidak pernah ada jalan keluar.
Apakah kau pernah mendengar seseorang yang mati kedinginan di dalam sebuah kamar pendingin yang rusak pengatur suhunya? Yang terjadi dalam cerita itu begini; ketika ia menyadari bahwa ia terkunci di dalam kamar pendingin tersebut, ia merasa bahwa ia akan mati kedinginan setelah beberapa waktu lamanya tak ada orang yang mendengar teriakannya, juga gedorannya yang berulang-ulang di dalam kamar pendingin itu. Bahkan baru beberapa menit setelah sadar bahwa ia terkunci, ia sudah menuliskan pesan: "Aku akan segera mati." Selain pesan itu, hanya ada dua tulisan lain di lembar-lembar kertas yang diketemukan setelah ia ditemukan meninggal pada hari berikutnya adalah; "Aku rindu istri dan anakku," dan yang terakhir "Aku tak bisa lagi bernapas." Padahal pada saat ia ditemukan, kamar pendingin itu tidaklah dingin karena pengatur suhunya rusak. Jadi, bisa kukatakan kepadamu, bahwa pikiran buruk yang barangkali saat ini ada dalam hati dan pikiranmu adalah hal yang harus segera kau bersihkan sebelum menilai apakah hidupmu sedang buruk atau sebenarnya biasa-biasa saja. Dan kekhawatiran berlebihan tentu bukan hal yang patut kau simpan untuk melanjutkan hidupmu.
Tetapi, sebenarnya, kisah yang ingin aku bagi untukmu saat ini hanyalah tentang seorang raja yang menjalani seumur hidupnya dalam pembuangan. Ya, ia kalah perang, dan sebagai hukumannya, ia dibuang. Tidak boleh pulang ke tanah kelahirannya. Namanya tidak terlalu penting untuk disebut, kau bisa meramban mesin pencari untuk mendapatkannya kisah siapa sebenarnya yang kuceritakan ini. Kesedihan pertamanya di tanah pembuangan adalah ia dilarang oleh penjajah negerinya untuk menghadiri pemakaman ibundanya. Ya, ibunya meninggal tak berapa lama setelah putranya ini digelandang untuk dibuang. Kesedihan lainnya, yang selalu ditanggungnya sampai ia meninggal adalah kenyataan bahwa ia tidak bisa dimakamkan di tanah kelahirannya itu. Sebuah nisan kecil dan sebuah plakat yang menyatakan bahwa dirinya adalah sebuah raja berada di dua negara yang berbeda. Dan kesedihan lainnya, yang tentu tidak bisa lagi ia rasakan, adalah anak dan cucu-cucunya hidup tidak punya kebanggaan sebagai anak dan cucu seorang raja.
Dan kau yang perlu kau tahu, seorang manusia biasa, seperti kita, akan punya 2 dari 3 kesedihan yang raja itu miliki. Entah kita tak pernah mendapatkan penghargaan selayaknya kita dihargai, atau keturunan kita tak pernah tahu kisah hidup kita yang sebenarnya. Karena itu, menurutku, kita lebih baik menjalani hidup dengan gembira saja. Karena kesedihan itu akan selalu tersedia. Sedang gembira, hanya kita yang bisa mengupayakannya.
Tangerang Selatan, 9 Desember 2022

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun