Ke Laut Juga Sebatang Sungai itu Menyatu

1/
ARUS sungai menggeliat, mengeruh.
Kesadaran adalah percik di batu
oleh sehelai daun bambu
terhempas dari tangkai, jatuh.

Dan seperti ibu meniup lututku
saat luka, bibir waktu mengatup,
desaukan angin : ini nyanyi rindu

Menerabas paras padas,
mengikis lembut tubuh bebatu
"Ke hulu. Ke hulu," bunyinya bertalu.

2/
Ke laut juga sebatang sungai itu menyatu;
menyembunyikan diri, meniadakan badan.

3/
Tiba-tiba sebuah rakit, hidup yang sakit,
saling berkait : peristiwa dan waktu
"Siapa yang terjebak di pusaran itu?"

Tapi kita saling asing,
aku masih menulis sepenuh harap
seperti sajak yang terperangkap

2007

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung