Sebelum Badut Menuju Panggung

Di depan cermin, ditimangnya berjumput
rambut palsu; merah, biru, hijau atau
ungu? Dia ingin tampak lucu. Setidaknya,
ditutupi rambut hitamnya yang mulai
beruban karena banyaknya tagihan
yang mesti segera diselesaikan.

Aha! Jika rambut-rambut itu digabungkan,
di kepalanya seperti tumbuh rambut pelangi
hingga kanak-kanak itu akan bernyanyi
dan dia pun bisa tersenyum kembali.

Tunggu, lelucon apa yang pantas dibawakan
ketika pertama kali bertemu kanak-kanak
itu? Yang terpikir olehnya adalah satu cerita
tentang senyum seorang bapak yang jarang senyum.
Hingga ketika bapak itu tersenyum, si anak mengira
ada sesuatu yang lucu pada dirinya sendiri;

Seperti celana yang terpasang terbalik,
atau di kakinya, terpasang sepatu yang kebesaran,
hingga dia akan terjatuh bergulingan
dan ibu akan berteriak panik.

Oh, dia hampir saja lupa
perutnya sudah mulai buncit,
geraknya jika bergulingan akan sulit,
tapi dia tidak ragu, kanak-kanak itu
pasti akan mau jika diminta
menggulingkan tubuh bulatnya.

Dan ketika tangan-tangan kecil itu
menyentuh punggung, dada, dan perutnya,
akan dikenangnya tangan-tangan Ibu
menggelitiki tubuh kecilnya dulu.

Lihatlah! Sekarang ada senyum
yang terpasang sebelum badut itu
menuju panggung.

2007

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung