Potret Seorang Pejalan Kaki

Ujung jaket baginya;
peluk kuning hujan
di sepanjang pucat badan

(yang gigilnya tak sempat kucatat)

Aih, ada juga topi coklat
sukses sekali sebagai keparat
di rambut yang mengkilat

(kau tahu, hitamnya teramat muram)

Sebelum lengkap wajahmu jadi lanskap,
terserak bayang abuabu berbentuk harap;

aku yang disergap gigil,
"Adakah pertemuan
tanpa hujan dan jendela,
tanpa topi dan kepala,
tanpa jaket dan celana,
antara kau dan aku?"

Di mana kau hitam,
dan aku bayang-bayang.

(Diinspirasi oleh lukisan Harjadi "Potret Diri")

Comments

Anonymous said…
Hi,

I begin on internet with a directory

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun