Jung
1. Kau laut dan hatiku jung; apalah layar jika tak paham benar bahasa angin dan kuasa badai, maka kupasang - sepasang kemudi. Dadaku bilah-bilah kayu tebal, tersambung ke langsung lunas, tanpa kerangka, baut, atau paku hingga terbentuk lambung kapal, hal-hal yang menyentuh-menyintas : angin, gelombang, dan badai yang berlaku. Tanganku: sepasang cadik, segala hal-hal yang baik yang menyelenggarakan pelayaran dari Jawa hingga Tanjung Harapan. 2. Kau laut dan hatiku jung; bahasa kita langit dan gemintang meski penuh awan, dan hujan kerap mengaburkan. Kutahu: kesedihanmu ombak bergulung-gulung, tapi ujung haluan dan buritanku lancip, beruntung dari semua yang sulit dan rumit. Dan ke barat, terus ke barat, seperti kisah pengembaraan mencari kitab suci, aku tak akan pernah tamat - melayarimu, menyadari kesedihanmu. Sampai warna matahari begitu lamat. 3. Setelah diseret arus Laut Hindia, ditelikung alun di Teluk Benggala dan Laut Arabia, didamparkanlah