Sajak Debu
Jiwaku melekat pada debu, Hidupkanlah aku sesuai firman-Mu Mazmur 119:25 Sepatu. Jalan berbatu. Ziarah dari sejarah ke sejarah. Dari darah ke darah. Darah saudara sedarah. Darah yang tumpah dan tak bisa lagi ditangisi, melainkan disumpahi dengan menepuk-nepuk dahi dan menghentakkan kaki. Seriuh tabuh genderang. Aku, petualang. Hendak menyatukan serpih keping tulang. Barangkali ada yang berulangkali menyimpan dan membuang. Setelah menumpuk dan membakar. Menembak sambil berikrar: Tuhan, aku muliakan Engkau! Jalan berbatu. Waktu mencacah cacat langkah. Tak peduli ada yang mencoba berhenti dan berbalik arah. Hati seperti cincin pengantin. Mengikat antara waktu dan hal yang aku sangat yakin: pada sebuah pintu, engkau menunggu. Genderang bertalu. Aku debu. Debu yang jatuh ke sepatu peziarah atau petualang. Tak paham hendak mengarah atau berpulang. Hanya kutahu: jalan terus berbatu, dan engkau setia menunggu