Pagar

Aku hanya pagar, bukan belukar
di rimbun udara kotamu yang bingar.

Kau tak menemu embun, bukan?
Hanya ada karat setia mencatat
alur waktu dan semua tipu.

Aku yang mempersilakan
kau melangkah, mengunci
setiap inci kenangan dengan
harapan akan kau buka kembali.

Aku hanya pagar, yang tegar
di dekat pintumu, yang lugu

selalu berpura-pura: ada yang
berjaga selalu, menunggu.

2012

Comments

puisinya tingkat tinggi

by : www.hodridjibril.blogspot.com

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun