Belajar Percaya


Kita belajar percaya pada angin,
agar diperjumpakan dengan jumbai jubah
lalu getar jadi denting.

Kita belajar percaya pada tanah,
agar ditetapkan telapak dan kuda-kuda
dan diluruskan arah langkah.

Kita belajar pula pada pejam mata
dan tajam mata tombak, supaya segala
yang bergerak dipadankan, sepadatnya.

Dan jadilah kita sepasang pemangsa
yang saling menjaga kata dan suara
supaya tidak sama merasa kau atau aku
yang pertama mengeluh;

O, Hidup. Apa darimu yang tak cukup?

2014

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun