Sebuah Komposisi Rock untuk Billy
1/
Masihkah kau berebut tidur pada kusam tilam malam dan
berbagi sepotong bulan untuk kau timang dalam mimpimu?
Masihkah langkahmu seperti Lady Godiva mengendap-endap
dalam kesepian kota, lalu pulang bawa sisa-sisa luka tak reda?
Kota ini tak lagi punya arti tanpa mimpi.
Jadi, tegak berjalanlah dalam mimpi panjangmu, Billy.
Sampai kautemukan Tom si pencuri pandang pada
sekujur tubuh telanjang puisi ini; dan melahapnya
kata demi kata, seperti malam guncangkan bulan,
dahan, dedaunan, bahkan lorong-lorong kota
yang termangu sendirian.
2/
Bangunlah kotamu sendiri, Billy. Kota segala mimpi.
Di mana bulan memilih jatuh ke dasar telaga,
dan pemuda seusiamu menangisi kematiannya sendiri.
Sementara biarkan gadis-gadis itu sibuk merajut
gaun musim semi, memilih sepatu tak bertali,
dan memasak aneka roti. Siapkan pesta tidur
paling indah sepanjang hidup ini.
Sebab kota ini harus dilanda sepi. Dibawa mimpi.
3/
Hingga pada akhirnya, akan kaudengar
hingar komposisi lagu rock. Menghentak.
Meledak. Memekikkan namamu saja.
Sebagaimana dulu, ada petualang tua
dengan keledainya yang renta,
berteriak pada sayap kincir angin tua,
"Lawanlah aku! Lawankah aku?!"
Tapi mimpimu, Billy
tengah jenak membangun kota
menyusun kuncup luka, onak,
isak, dan rindu yang menyemak
jadi sarang langkah pulang.
Tidurlah Billy. Tidurlah.
Sebab sepi tak selalu terjaga.
2008
Masihkah kau berebut tidur pada kusam tilam malam dan
berbagi sepotong bulan untuk kau timang dalam mimpimu?
Masihkah langkahmu seperti Lady Godiva mengendap-endap
dalam kesepian kota, lalu pulang bawa sisa-sisa luka tak reda?
Kota ini tak lagi punya arti tanpa mimpi.
Jadi, tegak berjalanlah dalam mimpi panjangmu, Billy.
Sampai kautemukan Tom si pencuri pandang pada
sekujur tubuh telanjang puisi ini; dan melahapnya
kata demi kata, seperti malam guncangkan bulan,
dahan, dedaunan, bahkan lorong-lorong kota
yang termangu sendirian.
2/
Bangunlah kotamu sendiri, Billy. Kota segala mimpi.
Di mana bulan memilih jatuh ke dasar telaga,
dan pemuda seusiamu menangisi kematiannya sendiri.
Sementara biarkan gadis-gadis itu sibuk merajut
gaun musim semi, memilih sepatu tak bertali,
dan memasak aneka roti. Siapkan pesta tidur
paling indah sepanjang hidup ini.
Sebab kota ini harus dilanda sepi. Dibawa mimpi.
3/
Hingga pada akhirnya, akan kaudengar
hingar komposisi lagu rock. Menghentak.
Meledak. Memekikkan namamu saja.
Sebagaimana dulu, ada petualang tua
dengan keledainya yang renta,
berteriak pada sayap kincir angin tua,
"Lawanlah aku! Lawankah aku?!"
Tapi mimpimu, Billy
tengah jenak membangun kota
menyusun kuncup luka, onak,
isak, dan rindu yang menyemak
jadi sarang langkah pulang.
Tidurlah Billy. Tidurlah.
Sebab sepi tak selalu terjaga.
2008
Comments