Seorang Larkin di Hari Minggu

: T & H

Minggu ini, Tuan Larkin. Aku
ingat sepenggal puisimu
tentang pesta perkawinan
seorang teman.

Kau coba mengingat dengan sungguh;
"Siapakah Whitman yang menikah itu?"
Sedang aku di sini masih belajar
mengucap kata cinta dengan sepenuh.

Di luar kita, alam begitu patuh
seimbangkan gerak dedaun dan
angin yang berhembus santun;

semilirkan janji suci, hingga kita,
pada gilirannya, rasakan ada tiga
misteri abadi berjalan lingkupi diri.

Ah, Tuan Larkin. Satu pertanyaan
saja dariku sebelum kau pergi ;
"Bagaimana dulu kau begitu yakin,
bahwa sepanjang trotoar kota begitu
banyak tanda cinta terpasang?"

2008

Comments

Kritik Sastra said…
Sajaknya sangat romantik. Perpaduan diksi untuk mengejar bunyi (kakafoni), diperhatikan betul. Namun, perkembangan sajak seperti ini sudah mulai reda. sajak-sajak seperti ini hanya tidak ubahnya dengan gaya Sapardi dan Rendra.

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun