Kapan Lagi, Penyairku?

Kapan lagi hujan yang rintik, kaugubah
jadi bisik yang gema di telinga?

Kapan lagi bunga yang kembang kauberi
jadi gelombang yang riuh dalam diri?

Kapan lagi rumpun yang rimbun, kausebut
jadi embun yang tetes di tengah kalut?

Kapan lagi kau yang resah, tumpah
jadi galau yang tak sudah, Penyairku?

2008

Comments

Unknown said…
romantisss. imajinya teratur berubah dengan kuatnya, memukau. penyair mana yg tidak jatuh cinta padamu?

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun