Suatu Ketika di Tambora
1. Ziarah Sayid Idrus Sayid Idrus senantiasa menjaga jumbai jubahnya agar tak tersentuh basah cuping hidung anjing. ”Jauhkanlah dari aku, segala najis dan malu sebab aku belum lagi kembali ke rumah Bapakku.” Penjaga anjing raja itu tak tahu letak surga atau neraka, baginya; ini negeri Tambora. Sayid Idrus akan menggesah siapa saja yang menghalangi langkahnya berziarah. ”Telah kujamah negeri-negeri tanpa nama, telah kutolak rindu ibu-bapak, tapi di sini tak kujumpai juga sambutan gembira.” Penjaga anjing raja hanya tahu arah istana, dari sanalah segala titah dan rencana. Dan Sayid Idrus akan terus berdoa, berzikir debu dan pasir, menulis sajak dan syair pada tapak kaki tanpa sepatu, tanpa ragu. 2. Perjamuan dengan Raja Ada yang merayakan sebuah pertemuan; sepasang dendam tak berkesudahan, dalam langgam orang-orang yang saling asing. ”Aku mengenal negeri ini seperti daging; lembut dan nikmat, seakan maut berpagut dalam kesumat. Inilah makanan pilihan, jangan ragu untuk menelan.” S