Ode Untuk Cisadane

O Sungai bawalah aku kepada haus
yang lebih haus dari kerongkongan ternak
yang lebih halus dari keriangan kanak-kanak
yang lebih tandus dari kekeringan di pucuk-pucuk jati

di mana punggung batu hitam begitu dendam
pada seorang bocah gembala di tengah hutan
yang di tangannya sebuluh bambu telah pecah jadi suara pilu

suara yang tajamnya mengiris langkahku,
hingga kuhentikan sejenak perjalananku.

O Sungai ke mana lagi arus akan menjadi
tubuh perempuan berkemben batik tulis,
akan menjelma pada rimbun talas berbaris-baris,
dan berakhir mengalir di kaki tua petani yang penuh lumpur itu?

Aku telah tumbuh seperti lumut kerak di ranting lapuk,
bertahan dengan sisa sisa embun, dengan tai burung pelatuk
sampai pengayuh rakit bambu sibuk menyibak
dedaunan bercampur plastik.

O Sungai kusampaikan lagi kerinduan ini
agar di tepianmu, kubasuh kaki kota itu
dengan rambutku, dengan sambatku.

2010

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun