Posts

Showing posts from January, 2012

39A, iPad, dan KTP

39A adalah nomor kursi penerbangan Surabaya - Jakarta yang tertera di tiket saya. Tetapi rupanya, begitu saya sampai pada bagian ekor pesawat tersebut, kursi bernomor 39A itu sudah diduduki oleh orang lain. Tentu saja, saya bertanya kepada bapak yang menempati kursi itu apakah nomor kursi yang didudukinya benar-benar nomor kursi yang tertera pada tiketnya atau bukan. Bertahun lalu saya pernah mengalami kejadian yang sama yang entah kenapa bisa terjadi nomor kursi yang spesifik itu berada pada dua lembar tiket yang berbeda. Tetapi kali ini saya yakin bahwa kejadian semacam itu tak akan pernah terjadi lagi sehingga saya tetap ngotot bahwa nomor kursi 39A adalah jatah duduk saya pada penerbangan malam itu. Bapak yang menempati kursi tersebut tidak menjawab pertanyaan saya. Bahkan dua orang bapak-bapak lain menyarankan agar saya menghubungi pramugari untuk menyelesaikan "sengketa kursi" itu. Beberapa saat kemudian, setelah saya bergerak ke arah pramugari, bapak yang menempati kur...

Di Mostar, Bosnia

Di Mostar, aku melihat jembatan dengan bagian tengah seolah patah Roda kincir air seperti disembunyikan semak dan diyatimkan dari semua yang tampak Menara-menara jadi pasak gunung yang datar puncak Kegigilan adalah kegilaan yang dipelihara rumpun cemara Udara yang pekat jadi pukat, menjerat kesedihan yang makin menyayat 2012

Gambar Tanpa Batas

: Bosnia Herzegovina Hanya tangan-tangan epitaf putih mengepung perkampungan yang lengang Setiap orang membisu jika ditanya "siapa yang terkubur di situ?" Sebab kenangan setiap mereka lah yang telah menyerah kalah, dan dikebumikan sepenuh diam Awan mendung yang menggantung di atas gunung itu, kepada mereka kah kita harus menengadah? Kota terlalu diam, teramat diam Sepenuh ruang dijangkau pucat yang bisu Pucat mayat-mayat yang tak hendak dilenakan waktu 2012

Sajak-Sajak Pendek

Topografi Murid-murid meniti jembatan tali Aku meneliti tambatan diri Siapa bergantungan di jaring nasib itu? Pada suatu ketinggian, ada harapan merupa titik-titik debu Berjatuhan ia, pada benang hari yang telanjang di badan sungai, lalu belajar berenang dengan tenang, seperti daun-daun itu. 2012 Rebung Dendam apa yang harus dipendam? Sebatang diri yang belum mengerti Jangan disentuh dulu, sebelum aku sembuh dari duri. 2012 Tikar Selembar kesabaran cukuplah digelar; agar aku dan kamu bisa duduk dan merenung hingga suntuk Bahkan bisa saling bertukar peran: dengan dingin rerumputan. 2012 Ubin Siapa mengetuk-ngetuk langkah itu? Bilah-bilah ini tak pernah saling menyalahkan, Mereka hanya menerka: itu bayang-bayang atau pantulan cahaya. Di pintu-Mu, hanya aku menebak langkah-langkah selanjutnya. 2012

Dialog Pantai dan Laut

O Laut, gelombang mana Kaupasangkan di dada ini? Dada rumah panggung dan perahu jukung, deburnya kudengar dari tanjung, dari balik bakau yang rimbun. Ombak tak pernah tidur, Sayang, dia berdebur sampai ke palung, di relung hati . Pada sebuah pantai, dia melambai ke arah rindu, pada perjumpaan langit senja dan dermaga. Cintamu itu lautan, Tuan, berulang kali ia mengaramkan perahuku, tapi berulang kali pula aku didamparkan di pantai rindu Meski begitu, Sayang, jika rindu itu teritip, lekatlah ia pada lambung kapal dan jika cinta itu sirip ikan, berperahu dan berjala aku tetap melaut, sekejap lupakan dekap pantai. 2012

Buku Puisi Pertama Saya...

Image