Dialog Pantai dan Laut
O Laut, gelombang mana
Kaupasangkan di dada ini?
Dada rumah panggung dan perahu jukung,
deburnya kudengar dari tanjung,
dari balik bakau yang rimbun.
Ombak tak pernah tidur, Sayang,
dia berdebur sampai ke palung,
di relung hati.
Pada sebuah pantai,
dia melambai ke arah rindu,
pada perjumpaan langit senja
dan dermaga.
Cintamu itu lautan, Tuan,
berulang kali ia mengaramkan perahuku,
tapi berulang kali pula aku didamparkan
di pantai rindu
Meski begitu, Sayang,
jika rindu itu teritip, lekatlah ia
pada lambung kapal
dan jika cinta itu sirip ikan,
berperahu dan berjala aku tetap melaut,
sekejap lupakan dekap pantai.
2012
Kaupasangkan di dada ini?
Dada rumah panggung dan perahu jukung,
deburnya kudengar dari tanjung,
dari balik bakau yang rimbun.
Ombak tak pernah tidur, Sayang,
dia berdebur sampai ke palung,
di relung hati.
Pada sebuah pantai,
dia melambai ke arah rindu,
pada perjumpaan langit senja
dan dermaga.
Cintamu itu lautan, Tuan,
berulang kali ia mengaramkan perahuku,
tapi berulang kali pula aku didamparkan
di pantai rindu
Meski begitu, Sayang,
jika rindu itu teritip, lekatlah ia
pada lambung kapal
dan jika cinta itu sirip ikan,
berperahu dan berjala aku tetap melaut,
sekejap lupakan dekap pantai.
2012
Comments
selamat untuk "sepasang sepatu sendiri dalam hujan"