Memancing Tilapia
Jika kau tersipu, pangkal lidahmu biru. Menjebak langkahku dalam ragu Padahal awan mengurai hujan bersamaan, bukan satu demi satu Di sungai itu, di tangkai joran itu, hatiku menggelepar Mengira maut adalah gelombang yang menjalar berjela di pandanganmu. Maka kau menyelam, menembus hal-hal yang kelam. Melepas genggam tangan Aku membisu di tengah hujan yang makin mengaburkan kesedihan Di atas perahu, di luasan telaga ini, harus kutanggung semua yang berdebar. Semacam kabar perpisahan tanpa bunyi petir atau isyarat banjir ke kotamu. Pernah suatu waktu, Si Tua Berjanggut Putih Bersih itu mendayung, setelah melepas dua ekor burung, lalu berseru di atas gunung, "Banjir besar mulai surut!" Dan seluruh hewan menurut, mengembara ke segala sudut Tapi tertinggal lah kau, di pinggir danau, dengan dua keping uang logam di mulutmu yang hitam. Kau tak hendak berkelana, hanya ingin berjumpa denganku saja. Kau mungkin mengira aku ini Petrus Padahal suara y...