Sajak Perjalanan

Aku memintas kebun anggur. Mengira yang bernas
dan ranum berasal dari pokok yang berdaun subur.
Tapi di carang-carang yang ranggas, bersusun-bergantungan
bulir berair yang pantas untuk melepas dahagamu itu.
Aku menyusur tepi sungai. Mengubur kenangan pada batu,
sulur rumput, dan cericit murai. Tapi di riaknya yang debur,
di arus memusar, berkumpul yang terhilang, yang datang
dari tempat-tempat jauh: perjalananmu.
Kau musafir. Dari seberang bukit, ke sajak-sajakku,
kau mampir. Seperti pepatah tentang hidup dan minum air,
ada yang kau bedah - yang seperti buah, yang seperti basah - yang
timbul tenggelam dalam ingatan sepanjang perjalanan.
Semacam kenangan yang selalu ditambahkan,
semacam badan yang selalu dikenyangkan.
2013 

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung