Sintren


1/
Turun-turun sintren
Sintrene widadari
Nemu kembang ning ayun ayunan
Kembange Siti Mahendra
Widodari temurunan naranjing ka awak sira

Ia bukan lagi pertanyaan -- apakah cinta
bisa mengubah dunia? Hanya ia belum
menjadi jawaban. Ia ragam kemungkinan
seperti temali, kacamata, hiasan kepala,
serta bunga ronce atau gadis yang dikurung
dalam pesta dan diberi kesempatan
untuk tampil ke dua kali, dalam keadaan
yang benar-benar berbeda. Seperti kata
yang disusun beraturan dalam sebuah puisi.
Kau, bisa memilih kesempatanmu sendiri.
Bertanya atau menjawab masalah di dunia ini.

2/
Sih Solasih Solandana
Menyan putih pengundang dewa
Ala dewa saking sukma
Widadari temurunan

Ia akan datang, tanpa kau minta
seperti ketika ia memutuskan pergi.
Sebuah kebebasan adalah berlari
tanpa ada yang bertanya, "Apa
yang ingin kau hindari? Ke mana
kau hendak pergi?" Atau sembunyi
adalah cara untuk mengurangi
rasa takut di dalam dada. Entah
hanya untuk menentramkan kata-kata
dari kemacetan kota, atau menipu diri
tak ada yang perlu ditakuti dari
apapun di dunia, kecuali cinta.
Ya. Cinta adalah hal yang bisa
meniadakan kemustahilan selain mati.

3/
Kembang gewor bungbung kelapa lumeor
Geol-geol bu sintren pan njaluk bodor
Bumbunya kelapa muda
Goyang-goyang
Nyi Sintren njaluk bodor

Dunia selalu saja meminta.
Tapi tidak dengan cinta.
Cinta memberi.
Cinta mewarnai.
Mengelompokkan hal-hal yang baik.
Dan menanamnya ke dalam sanubari.
Dunia juga berwarna. Dan ia memilih hitam
sebagai alasan agar kau tetap putih
seperti induk cahaya semesta.
Supaya terbuka pintu kuasa,
hingga masa lalu - sekarang - masa depan
berdekapan begitu mesra.

2016

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun