Sepotong Rindu
: untuk Padre Hiro Ia inginkan hari selesai dengan tangan terlipat di depan paha kitab yang terbuka -- tepat di bagian Kidung Agung : Apakah kelebihan kekasihmu daripada kekasih yang lain, sehingga kausumpahi kami begini?* Lilin di altar luruh dalam rindu. Ruang kapel wangi gaharu, tapi kau tak ada di situ. Ia ingin menarik diri sesegera mungkin dari sergapan angin, tapi diingatnya seorang samaria telah menggapai jubahnya dengan iman -- aku percaya pada ketulusan tapi Tuhan lebih suka pada jerit putus asa, juga derit yang rumpang di bilik pengakuan dosa. Ia ingin menutup kitab dan merapikan hal-hal yang mungkin lingsir sebelum perjamuan terakhir. Namun malam belum penat, secangkir espreso belum kelar juga mengendapkan kelir sepi. 2017 * Petikan dari Kidung Agung Pasal 5 ayat 9 bagian b.