Sepotong Rindu


: untuk Padre Hiro

Ia inginkan hari selesai
dengan tangan terlipat
di depan paha kitab
yang terbuka -- tepat

di bagian Kidung Agung
: Apakah kelebihan kekasihmu
daripada kekasih yang lain,
sehingga kausumpahi kami
begini?*


Lilin di altar luruh
dalam rindu. Ruang
kapel wangi gaharu,
tapi kau tak ada di situ.

Ia ingin menarik diri sesegera
mungkin dari sergapan angin,
tapi diingatnya seorang samaria
telah menggapai jubahnya dengan
iman -- aku percaya pada ketulusan

tapi Tuhan lebih suka pada jerit
putus asa,

juga derit yang rumpang
di bilik pengakuan dosa.

Ia ingin menutup kitab
dan merapikan hal-hal
yang mungkin lingsir
sebelum perjamuan terakhir.

Namun malam belum penat,
secangkir espreso belum kelar
juga mengendapkan kelir sepi.

2017


* Petikan dari Kidung Agung Pasal 5 ayat 9 bagian b.

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung