Sajak Sate Klathak

Sebagai daging, aku penurut lagi lembut.
Meski kau bawa juga aku ke meja bakaran.
Setelah sebelumnya, dengan pengkhianatan
panjang, kau seligi aku penuh kegembiraan.

Sebagai sajak, aku harum dan matang. Membangkitkan kenangan buruk akan lapar sebagai badai. Tak ada yang puasa jika aku telah dibangkitkan. Tak ada yang rindu pada hujan dan kabut sore itu.

Pada tanganmu, aku serahkan hidupku. Daging gurih berlemak, dan penuh lada dan garam saja. Di atas piring, berserak, bergelimang, kau pandang penuh nafsu. Jika boleh berseru -- "Ampuni mereka yang belum tahu."

Seperti Sita di pembakaran Rama, aku menanti kelahiran baru. Wangi laparmu dalam balut bara rindu. 2019

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung