Beberapa Puisi Terjemahan

Charles Bukowski
Seribu Dolar
seluruh kepandaianku tentang pacuan kuda
mengatakan bahwa ini taruhan yang pasti.
Aku bertaruh seribu dolar untuk menang.
kuda di posisi satu
pada pacuan sepanjang 1,2 km.
lonceng berbunyi dan kuda-kuda itu
keluar dari pintunya.
kudaku berbelok ke kiri
berlari sepanjang pagar
jatuh ia lalu
mati
di sana
pada 7/5.

saat kisah ini kuceritakan pada orang-orang
mereka tak berkata
apapun.
kadang memang tak perlu berkata apa-apa
tentang
kematian.
Diterjemahkan dengan bebas dari puisi "one thousand dollars" karya Charles Bukowski.

Charles Bukowski
Calon Anggota Dewan
Di toilet laki-laki pada
pacuan kuda
anak ini kira-kira
umur 7 atau 8
datang ke kios
bersama seorang lelaki
yang menunggui dia
(sepertinya ia itu
ayahnya)
bertanya,
"Kau ke manakan
jadwal pacuan?
Tadi kuberikan padamu
untuk disimpan."
"Tak," kata anak itu,
"Aku tak melihatnya! Aku tak
memegangnya!"
Mereka pergi dan
aku masuk dalam kios
karena itu satu-satunya yang
tersedia
dan di sana
di dalam toilet
tergeletaklah
jadwal itu.
Aku coba menyiram
jadwal itu
biar hilang
tapi ia mengapung
timbul tenggelam
dan
tetap ada.
Aku beranjak
dari sana dan menemukan
kios kosong
yang lain.
Anak itu terlihat
santai sekali.
Aku yakin ia
akan sukses nanti,
pembohong cilik,
bajingan.
Diterjemahkan dengan bebas dari puisi berjudul "a future congressman" karya Charles Bukowski.

Paul Celan
Cahaya Malam
Paling gemilang dari terbakarnya semua rambut petang yang amat kusayangi;
padanya kukirimkan sebentuk peti dari kayu teringan.
Mengombak gelombang di sekitarnya seperti tepian katil mimpi kita di Roma;
Mengenakan wig putih seperti aku dan serak berkata-kata:
seperti aku sewaktu membuka pintu-pintu hati.
Ia tahu satu lagu cinta dari Perancis, yang pernah kunyanyikan di musim gugur di mana kuakhiri
perjalananku di Lateland dan menuliskan surat untuk pagi.

Sebuah perahu menarik adalah peti yang dibentuk dengan perasaan-perasaan terpangkas.
Aku terlalu terhanyut dalam aliran gairah, terlalu naif dari pandanganmu.

Kini kau muda seperti seekor burung yang mati tergeletak di atas salju bulan Maret,
kini ia datang padamu, menyanyikan lagu cintanya dari Perancis.
Kau cahaya: kau akan tertidur melampau musim semiku sampai ia berakhir.
Aku cakus:
di depan segala yang asing aku meratus.
Diterjemahkan dengan bebas dari puisi berjudul "Night Ray" karya Paul Celan.

Philip Larkin
Kedatangan, Pemberangkatan
Kota ini punya banyak dermaga bagi ragu para perahu;
tenangnya jalur air, angkuhnya pergudangan, pandang wisatawan,
(menggoyang kantungnya, mencanggungkan langkahnya),
dan dengarlah, dengan mesin malu-malu, ia beringsut,
menyeruakkan kehadiran pada pagi dan pantai itu.

Dan kita, baru disadarkan dari tidur kita, beradsa di sana, merasa
ada banyak kedatangan yang timbul dari kesedihan di kejauhan --
ada kebimbangan yang mengeras sekali lagi pada suatu gerbang.
Kemarilah tapi jangan pilih aku, jerit mereka, kemarilah tapi jangan pilih aku;
Dan kita pun bangkit. Nanti malam lagi desis mereka,

Panggil para wisatawan sekarang; para pengelana:
Lekas, jerit mereka, aku tak bisa menunggu lama --
Dan kita ditolak dari kelegaan, tanpa pernah tahu

Apakah aman jika kita abaikan keresahan mereka itu,
Atau jika, malam ini, kebahagiaan juga akan mengada.

Diterjemahkan secara bebas dari puisi berjudul "Arrivals, Departures" karya Philip Larkin.

Philip Larkin
Pemotong Rumput
Pemotong rumput itu mogok, dua kali, saat kuperiksa
sambil berlutut, ada seekor landak membuat macet putaran
pisau, mati. Tadi ia bersembunyi di rimbunnya rumput panjang.
Aku pernah melihatnya, bahkan pernah memberinya makan,
sekali. Kini aku telah menghancurkan kebersahajaan dunianya,
Tak sengaja. Menguburkannya bukanlah tindakan berarti:

Esok pagi, aku akan bangun, sedang ia tidak.
Hari pertama setelah kematian, kekosongan baru
Selalu saja akan jadi sama; kita patut berhati-hati

satu dengan yang lain, kita harus berbuat baik
ketika masih punya kesempatan.

Diterjemahkan secara bebas dari puisi berjudul "The Mower" karya Philip Larkin.

Philip Larkin
Hari-Hari
Apa guna hari-hari ini?
Hari-hari ini adalah tempat kita hidup.
Mereka datang, bangunkan kita.
Berulang-ulang kali.
Mereka tempat untuk kita bergembira:
Di mana lagi kita hidup jika bukan pada hari-hari ini?
Ah, mencoba menjawab pertanyaan itu
menghadirkan seorang pendeta dan seorang dokter
dengan jubah panjang mereka
berlari melintas padang rerumputan.

Diterjemahkan secara bebas dari puisi berjudul "Days" karya Philip Larkin.

Paul Celan
Lampu Minyak
Rahib-rahib dengan jemarinya yang berbulu telah membuka kitab:
September
Kini Jason melempari bebijian yang baru tumbuh dengan salju.
Hutan memberimu kalung dari tangan-tangan. Sengsaralah kau meniti temali.
Warna biru yang lebih gelap ditebarkan pada rambutmu: Aku berbahasa cinta.
Aku membicarakan cangkang dan sekelumit awan, dan sebuah perahu yang muncul dalam hujan.
Seekor kuda jantan kecil melompat melintasi jemari yang bergetar -- Hitamlah pintu gerbang yang terperanjat membuka, aku bernyanyi;
Bagaimana bisa kita hidup di sini?

Diterjemahkan secara bebas dari puisi berjudul "Tallow Lamp" karya Paul Celan.

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung