Tentang Kita

Kita bukan dua loh batu, tak saling lengkapi pesan.
Sibuk menyusun bisu di ujung telepon tengah malam.

Tapi kita tak seironi wajah-wajah di lukisan Jalu Trisapta,
Sebab aku berusaha ramah, dan kau selalu tersenyum indah.

Meski kita saling tahu, rahasia apa yang kita buhulkan
di ujung selimut, di kaca berkabut, dan lama kita pendam.

Yakinlah, aku tak sedang menduga seberapa tipis
gaun tidurmu, atau warna celana dalammu, Manis.

Sebab, di puncak rasa, ragamu-ragaku sudah bersetubuh
sempurna. Hanya saja, kita tak pernah berpeluh.

Dan nanti subuh, aku jamasi sendiri kepala dari mimpi
akan kata-kata yang tak pernah punya arti.

Aku semakin yakin, di ujung telepon yang tergantung
di sisi ranjangmu, ada igau tak pernah tersambung.

2008

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun