Ketuban

Dialah yang membasuh jalanku, memberi tanda kelahiran.
Seperti dentang genta kerbau mengabarkan burung-burung pipit,
seperti keloneng kaleng-kaleng bekas indomilk di tangan kecilmu,
meruntuh-rebahkan bongkah-bongkah gundah di antara lembah,
di petak-petak sawah.

Dari dipan tua dan kusam berlapis tilam,
turunlah dia serupa sungai yang membelah desa,
merimbunkan rumpun bambu dan menyemakkan
batang-batang keladi. Digerusnya keras padas
pada perbukitan kecil di ujung kampung.

Seperti bidan desa di atas sepeda, angin yang menerpa wajah
seakan waktu yang terasa begitu riuh,begitu gaduh.
Di rongga dadaku, ada yang memukul kentongan
di tengah malam; meminta untuk dilahirkan.

2008

Comments

Redaksi said…
hujan kata-kata...numpang berteduh...

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung