Hikayat Pisau Lipat

O Gembala, sejak kau tinggalkan,
aku seperti domba yang siap dijagal.

Gemintang di langit ibarat mata serigala lapar
yang setiap saat bisa runtuhkan segala pagar.

Di kanopi pepohonan, angin yang berkesiut
aku dengar seperti desir maut yang siap memagut.

Dan pada gelisah rerumputan, kutemukan tubuhku
sendiri, terserak layaknya embun diteriknya hari.

Hanya janjimu, Duhai Gembala, kusimpan lekat
dekat tulang belikat, tak ubahnya pisau lipat.

Janji bahwa kau akan datang di setiap waktu,
sekelebat, seperti luka tikam dan gores itu

yang pernah bernas di tubuhmu,
yang berbekas penuh padaku.

2010

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung