Apa Kabar, Steven Kurniawan?

1.
Betapa rindu kubayangkan
sebagai kabel panjang dan
tiang-tiang yang berjajar.
Sebagai perpanjangan
dari lenganku untuk memeluk
pundakmu.

Ada semacam getar tertata
yang merambat; dari tiang terjauh,
dari sebuah telepon genggam di kamarmu

(agar satu tanganmu bebas
memainkan rambut, seolah-olah tanganku
sedang mengelus kepalamu; tangan lainnya
membuat sketsa seseorang tengah menelepon,
dan telepon genggam itu kaujepit di antara
dagu dan pundak, seperti ada lenganku
menggamitmu),

lalu getar itu melompat riang
dari satu tiang ke lain tiang
dan sampailah ke gagang teleponku.

Ahai! Getaran ini menyengat dahsyat
seperti aroma tahun 80-an saat
suara Lionel Richie sering terdengar
di radio, mengucap: Hello...

2.
Sudah lama
aku tak mendengar sapaan;
"Apa kabar, Steven Kurniawan?"

Sebab, biasanya teman dan keluarga
memanggilku dengan nama singkat,
jarang yang menyebut secara lengkap.

Aku tidak menduga suara
di ujung telepon ini berasal
dari sebuah jawatan,
sebab nadanya terdengar
kekanak-kanakan.

Astaga!
Semalam telah kulepaskan
sebuah impian masa kecil
tentang tinggal di negeri terpencil.

Negeri yang hanya serasa dekat
jika teman dan keluargaku menelepon
ketika mereka dilanda rindu.

2010

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung