Merantau
Bangkit dari sisa anggur dan arang,
dari rongga dada yang meradang.
Merantau ke kota luka,
kata-kata kutuk dan cela.
Menjangkau yang tak sia-sia;
mata cahaya, bunga cinta.
Siapa dia, diam di bara semak-semak raya?
Di atas bukit, dalam diam dan sakit.
Aku yang cemburu, tak ingin yang lain.
Ini seperti hari-hari menari,
melanggam sunyi jadi lagu mimpi.
Menjelajah pelosok makna,
yang maya dari yang nyata.
Membelah kemungkinan yang ada;
puji dalam benci, suka dalam duka.
Dia yang menyala-nyala, kini membakar segala.
Segunung dendam dan tubuh yang lebam.
Aku yang terusir, tak pernah bisa menyingkir.
2010
dari rongga dada yang meradang.
Merantau ke kota luka,
kata-kata kutuk dan cela.
Menjangkau yang tak sia-sia;
mata cahaya, bunga cinta.
Siapa dia, diam di bara semak-semak raya?
Di atas bukit, dalam diam dan sakit.
Aku yang cemburu, tak ingin yang lain.
Ini seperti hari-hari menari,
melanggam sunyi jadi lagu mimpi.
Menjelajah pelosok makna,
yang maya dari yang nyata.
Membelah kemungkinan yang ada;
puji dalam benci, suka dalam duka.
Dia yang menyala-nyala, kini membakar segala.
Segunung dendam dan tubuh yang lebam.
Aku yang terusir, tak pernah bisa menyingkir.
2010
Comments