Lokan

Kematian
sudah lebih dulu tinggal
di dasar kolam.

Lidahnya yang licin lagi lincah
memilih cerita terbaik
untuk diperdengarkan
kepadamu
sebelum aku tertidur
di atas gelombang.

Kau yang terbuka
dan tertutup sesekali
mengaduk lumpur
dalam cahaya redup.

Kaulah cangkang hidup
penyimpan rahasia kelam
yang kelak terlahir dari air,
terkuak dari selaput lendir,
terjebak dalam rupa takdir.

Katamu; "Kehidupan diperam
remang cahaya." Dan aku pun
menyelam semakin dalam.

Kematian sudah lebih dulu
sampai, saat aku menggapai
pinggiran yang begitu lekuk.

Seakan menanti
sebutir pasir dibentuk jadi
mutiara.

2010

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung