Perihal Perih
1. Seiris jeruk nipis di atas luka dan kudengar jerit itu! Jerit yang seperti Kau yang tertawa 2. Selalu, dalam derita kupanggil Kau padahal bertahun tak menemu. Ini sabar sudah terlampau lebar, berpuluh pujian sudah kuhantar di altar, dan sebagai pengantin, telah kusiapkan gaun yang paling yakin. Luka ini, Tuan, luka dengan darah segar. Seperti mawar, dialah mekar itu sendiri. dan sebagai duri, dia juga perih yang begitu kini Setiap kali tak terganti sebab dia adalah pergantian hari demi hari. 3. Segeram garam dibubuhkan di atas luka kembali mengalun rintih itu Seperti dalam lagu, ini hanya interlude sebuah permulaan atau pertengahan belum akan berakhir, belum saatnya Kau hadir. 2011