Yang Tiba-Tiba Ingin Menghilang

Secanggung guncang cangkul pada tanah di sisi pematang,
kau tanggung sekumpulan kabar lapar burung-burung

Selihai misai musang mengendus usia buah kopi,
kau amsalkan hal-hal yang kudus, gerimis pagi

Pada lutut belalang yang tertekuk,
pada daun jagung dan ilalang yang busuk,
kau titipkan satu-satunya duka
: bocah-bocah berangkat sekolah

Sebab pada buku-buku lusuh di dalam tas mereka,
terjebak kata-kata yang ingin merdeka, ingin menyampai makna

Hingga suatu pagi gerimis, menyisir pematang,
langkah bocah-bocah membuat kaget burung-burung,
musang, dan belalang. Membuncahkan sepi
yang tiba-tiba ingin menghilang di balik gerimis itu

2013

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun