Lagu Pelaut
Dia seperti tidur kucing di rerumputan, seperti buku yang disadur dengan teramat pelan. Ada yang mengambang serupa pecah bunga kapas, sedang hatiku bimbang menimbang laku yang pantas. Dia seperti jilat lidah ombak di cangkang kepiting, seperti tepat kadar basah mekar biji kemuning. Ada yang bertunas, mengeras, dan tumbuh pada kenangan, meski ingatan tentang perahu, lunas, sauh tertinggal di pelabuhan. Dia ringkik kuda memecah titik embun pada takik daun jarak, geliat renik dalam setangkup air hujan yang hampir-hampir tak tampak. Hatiku geming stalagmit di dasar gua, persoalan yang rumit dan tak terduga. Dia juga angin yang terhempas di kibar bendera , aroma dedaunan beringin ketika hampir senja. Bagaimana aku harus lupa pada hal-hal sederhana? Seperti ingin mengingat apa yang kutinggalkan dan kutanggalkan pada tahun-tahun yang lama. Dari kemudi sampai buritan, wangi todak dan anggur masam, dia tempias ombak dan pekik kormoran. Memendam kecemburuan dalam p