Bunga yang Mengirimkan Api
Jangan bersaksi dusta! Jerit yang merah itu.
Aku kupu-kupu dijerat cahaya.
Meski sesulit kekakuan rerumput,
ada yang tak biasa untuk bersungut - Ah. Kau!
Jika kukepakkan sayapku, udara di Putusibau,
tak bisa semenarik dan seterik di Nanga Badau.
Dengan berperahu dua hari lamanya,
kita bisa berpura-pura, rayumu.
Tapi kau bunga, dan yang merah itu
seperti api dari surat kabar.
Juga cahaya yang berpendaran di atas
riak sungai menambatkan perahu.
Seperti aku yang ingin mengisap
madu, nektar, dan merah yang menjerit
serupa suaramu.
2014
Aku kupu-kupu dijerat cahaya.
Meski sesulit kekakuan rerumput,
ada yang tak biasa untuk bersungut - Ah. Kau!
Jika kukepakkan sayapku, udara di Putusibau,
tak bisa semenarik dan seterik di Nanga Badau.
Dengan berperahu dua hari lamanya,
kita bisa berpura-pura, rayumu.
Tapi kau bunga, dan yang merah itu
seperti api dari surat kabar.
Juga cahaya yang berpendaran di atas
riak sungai menambatkan perahu.
Seperti aku yang ingin mengisap
madu, nektar, dan merah yang menjerit
serupa suaramu.
2014
Comments